Penyakit sendi bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari penuaan (osteoarthritis/OA) hingga penyakit autoimun (rheumatoid arthritis/RA), tetapi mereka memiliki kesamaan: nyeri sendi. Untungnya ada herbal-herbal khusus yang membantu mengurangi nyeri sendi.
Beberapa herbal memiliki aktivitas anti-inflamasi (antiradang), sehingga bermanfaat dalam kasus osteoarthritis, rheumatoid arthritis dan nyeri sendi lain.
Dr. Debra Rose Wilson, PhD, MSN, RN, profesor, peneliti dan praktisi kesehatan holistik dari AS, menjelaskan meskipun bukti ilmiah masih terbatas, herbal-herbal alami ini secara empiris telah lama digunakan sebagai obat nyeri.
“Sebelum memakai obat alami untuk arthritis (radang sendi), pastikan untuk konsultasi terlebih dulu dengan dokter, karena beberapa pilihan (herbal) mungkin berinteraksi dengan obat,” katanya, melansir Healthline.
1. Lidah buaya (aloe vera)
Tanaman lidah buaya sudah terkenal untuk mengatasi masalah kulit, rambut, hingga sengatan matahari. Yang belum banyak dibahas adalah manfaatnya untuk nyeri sendi.
David Cowan menulis di British Journal of Community Nursing bila aloe vera bisa dimanfaatkan sebagai terapi nyeri kronis non kanker, terutama nyeri sendi yang disebabkan oleh OA.
“Manfaat yang dirasakan dari meresepkan aloe vera untuk OA mungkin ada dua: berguna sebagai agen antiradang dan sebagai profilaksis (pencegahan) terhadap efek iritasi saluran cerna dari obat anti-inflamasi nonsteroid,” tulisnya.
Lidah buaya bisa dipakaikan sebagai gel yang dioleskan ke sendi, atau dikonsumsi. National Center for Complementary and Integrative Health menyatakan herbal ini aman untuk dikonsumsi, tetapi juga mewanti-wanti adanya efek samping bila dikonsumsi. Ia bisa menurunkan gula darah dan berinteraksi dengan beberapa jenis obat diabetes.
2. Boswellia serrata
Herbal yang banyak tumbuh di India, Afrika Utara dan Timur Tengah ini secara tradisional telah digunakan untuk mengobati berbagai penyakit peradangan kronis.
Penelitian di Univ. Gadjah Mada Yogyakarta menunjukkan bila kombinasi Boswellia serrata dan curcuma longa (kunyit) bahkan bisa menurunkan nyeri punggung bawah akut intensitas sedang dan berat.
Dalam reviu yang diterbitkan di Indian Journal of Pharmaceutical Sciences disebutkan bila efek antiradang dari asam boswellik bisa dimanfaatkan untuk penderita nyeri sendi, baik OA, RA atau karena asam urat.
Dosis yang disarankan tidak lebih dari 1 gram per hari, lebih dari itu berisiko mempengaruhi lever.
3. Jahe
Jahe bisa dimanfaatkan sebagai alternatif obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS). Herbal ini telah lama dipakai untuk mengatasi mual. Penelitian modern juga menunjukkan bila jahe bisa bermanfaat untuk RA, OA dan nyeri sendi atau otot lainnya.
Abdullah Al-Nahain dan tim peneliti dari Bangladesh menyatakan berbagai fitokimia dalam jahe berperan dalam perbaikan gejala RA, dan bahkan mungkin RA itu sendiri. Mereka merekomendasikan bila obat berbasis jahe bisa digunakan sebagai pengobatan RA.
4. Kunyit
Kurkumin adalah senyawa kimiawi utama dalam kunyit yang memiliki efek antiradang. Telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan India (Ayurveda).
Sebuah reviu sistematis pada 2016 memeriksa data dari delapan uji klinis yang menyelidiki efektivitas ekstrak kunyit untuk mengobati gejala radang sendi.
Para peneliti menyimpulkan bahwa ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa konsumsi 1.000 mg kurkumin setiap hari selama 8-12 minggu dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan akibat radang sendi, terutama osteoartritis.
Hasil juga menunjukkan bahwa ekstrak curcumin mungkin sama efektifnya dengan minum obat anti-inflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen dan diclofenac.
5. Kulit dedalu (willow bark)
Kulit dedalu juga adalah obat tradional untuk nyeri dan radang. Bisa digunakan dangan cara direbus – sebagai teh – atau dalam bentuk tablet.
Di jurnal Phytotherapy Research dijelaskan – berdasakan tujuh riset lain - kulit dedalu berpotensi untuk membantu mengurangi nyeri sendi yang disebabkan oleh OA dan RA. Tetapi hasil dari beberapa studi tersebut saling bertentangan, sehingga masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
Efek samping yang diketahui adalah perasaan tidak nyaman di perut, tekanan darah tinggi, reaksi alergi dan ada kemungkinkan melukai usus jika overdosis.
“Saat mengobati nyeri sendi, beberapa herbal bisa melengkapi obat Anda saat ini. Tetapi penting untuk dipahami bahwa herbal dapat menyebabkan efek samping serius,” kata Dr. Wilson.
Diskusikan semua pilihan pengobatan nyeri sendi dengan dokter Anda dan jangan berhenti minum obat yang diresepkan, kecuali mereka merekomendasikannya. (jie)