Sebastien Haller (28 tahun), striker Borussia Dortmund, untuk sementara tak bisa bermain bola. Seperti diberitakan VOI Olahraga, ia didiagnosa mengidap tumor testis, setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan medis. “Dia akan mendapat perawatan secara intensif,” ujar Direktur Borussia Dortmund Sebastian Kehl belum lama ini.
Sebastien Haller mulanya merasa tidak enak badan usai berlatih di Bad Ragaz, Swiss, Senin 18 Juli lalu. Karena penyakit yang dideritanya ia dipulangkan ke Dortmund dan dipastikan ia tidak dapat mengikuti semua rangkaian pertandingan pramusim. Haller akan menjalani perawatan di sebuah klinik khusus di Dortmund.
Testis merupakan bagian dari sistem reproduksi laki-laki. Dua kelenjar berbentuk telur ini berada di skrotum, yang terletak di bawah penis. Satu dari kedua testis bisa lebih besar, tapi perbedaan besar kecilnya tidak signifikan. Testis adalah tempat sperma matang dan berkaitan dengan hormon testosteron, yaitu hormon seks pada laki-laki.
Mengutip laman Boston Children Hospital, tumor testis merupakan tumor sel germinal yang tumbuh di testis. Sel bisa jinak (non-kanker) atau ganas (kanker). Sebanyak 90 persen tumor sel germinal adalah gonad; sel-sel muncul di organ reproduksi testis atau ovarium. Umumnya, tumor testis bersifat jinak. Bisa berbahaya bila sel-sel tumor sudah menyebar ke paru-paru, lever/hati, sistem saraf pusat, otak dan sumsum tulang belakang.
Menurut pakar kesehatan, tumor testis karena ada cacat bawaan pada sistem saraf pusat, saluran genitourinari dan tulang belakang. Mereka yang memiliki faktor genetik, berisiko mengalami penyakit di kemudian hari. Sel abnormal di testis yang disebut germ cell neoplasia in situ (GCNIS), sering ditemukan saat tes infertilitas.
Tanda dan gejala tumor testis
Medical News Today dan sumber lain menyatakan, tanda dan gejala tumor testis antara lain:
* Ada benjolan di testis tanpa rasa sakit.
* Terjadi pembengkakan testis.
* Ada benjolan pada testis.
* Bentuk & ukuran testis tidak normal.
* Skrotum terasa berat.
* Muncul rasa nyeri di testis, skrotum atau selangkangan.
* Terasa nyeri di punggung bawah, bila tumor sudah menyebar ke kelenjar getah bening.
* Gangguan pernapasan bila sel tumor sudah menjalar ke paru-paru.
* Terjadi perubahan pada payudara.
Tes mandiri di rumah
Tumor, juga kanker testis, bisa terjadi pada laki-laki berusia 15-44 tahun. Bila terdiagnosa sejak dini – seperti terjadi pada kasus tumor atau kanker lain umumnya – tumor testis dapat disembuhkan dan risiko kematian akibat kanker ini kecil. Merujuk Urology Care Foundation, rasa sakit atau nyeri tergantung jenis sel kanker, dan apakah sudah menyebar ke organ tubuh lain.
Memeriksa tumor & kanker testis dapat dilakukan secara mandiri di rumah. Caranya dengan meraba secara lembut. Apakah ada benjolan, pembengkakan atau hal-hal lain yang tidak normal. Lakukan setidaknya satu bulan sekali.
Bila ada hal yang mencurigakan sebaiknya segera periksa ke rumah sakit. Dokter spesialis urologi akan memeriksa skrotum, perut, kelenjar getah bening dan bagian lain pada tubuh. Bisa dilakukan tes ultrasonografi testis, tes darah dan tes penanda tumor serum. Tidak ada pengambilan sampel jaringan atau biopsy.
Kanker testis ada beberapa kategori. Tahap 0 disebut GCNIS, merupakan peringatan bahwa kanker bisa tumbuh. Stadium I, kanker hanya ditemukan di testis. Stadium II, kanker telah menyebar ke testis lain dan ke kelenjar getah bening. Stadium III, kanker sudah menyebar ke area yang lebih luas. Penanganan pada pasien tergantung kondisi pasien. Bisa dengan obat-obatan, tindakan operasi, radiasi dan kemoterapi. (sur)