“Tolong anakku butuh ganja medis,” begitu spanduk yang dibawa seorang ibu di tengah car free day (CFD), di Jakarta, Minggu (26/6/22) lalu. Itu adalah perjuangan seorang ibu untuk melegalkan ganja medis demi sang anak yang menderita cerebral palsy.
Buntut dari aksi tersebut, baru-baru ini bahkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, mendesak Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mengeluarkan fatwa baru mengenai penggunaan ganja medis.
“Masalah (ganja untuk) kesehatan itu, saya kira MUI harus segera buat fatwa, fatwa baru,” kata Ma’ruf di kantor MUI, Selasa (28/6/2022).
Fatwa tersebut, imbuh Wapres, bisa menjadi pedoman bagi DPR dalam menyikapi wacana ganja untuk kebutuhan medis.
Saat ini, penggunaan ganja untuk keperluan apapun ilegal di Indonesia. Tetapi ada fakta ilmiah yang mengatakan bila ganja sebagai terapi medis bermanfaat untuk penyakit tertentu, termasuk cerebral palsy, Alzheimer, sclerosis lateral amiotrofik (ALS), penyakit Crohn, hingga epilepsi.
Cerebral palsy
Cerebral palsy merupakan kondisi yang mempengaruhi gerakan dan koordinasi. Disebabkan kerusakan otak yang berkembang sebelum, selama atau setelah lahir. Kerusakan terjadi pada bagian otak yang mengatur gerak, postur dan keseimbangan.
Adapun penyebab otak tidak berkembang antara lain, perdarahan di otak bayi atau berkurangnya suplai darah ke otak, infeksi selama kehamilan, meningitis dan cedera kepala serius.
Meski tidak progresif atau mengancam nyawa, kondisi ini tidak dapat disembuhkan, bersifat permanen dan berpotensi membuat penderita lemah. Kondisi ini menyerang empat dari seribu anak yang baru lahir. Bisa bersifat ringan, sedang, atau berat.
Pada kasus berat, pasien seringkali lumpuh total. Mereka perlu memakai kursi roda sepanjang hidup mereka. Mereka juga dapat mengalami komplikasi, termasuk kejang-kejang dan kerusakan intelektual, kerusakan penglihatan atau pendengaran.
Ganja sebagai terapi medis
Spastic quadriplegia adalah bentuk cerebral palsy yang paling berat, mempengaruhi kaki, tangan, wajah dan badan. Mayoritas anak-anak dengan kondisi ini tidak dapat berjalan, dan kemampuan bicara mereka biasanya sangat terpengaruh.
Sementara anggota badan bisa sangat kaku, otot leher mereka mungkin lemah, sehingga sulit bagi pasien untuk mengangkat kepala. Nyeri dan masalah komunikasi umum terjadi.
Walau masih dibutuhkan lebih banyak data, beberapa riset tentang pemakaian ganja medis untuk cerebral palsy menunjukkan beberapa manfaat. Misalnya, riset pada binatang tahun 2007 yang diterbitkan oleh National Institute of Health (NIH) menyatakan ganja membantu mengendalikan kejang parsial yang sering terlihat pada penderita spastic quadriplegia.
Penelitian lain tahun 2014 menunjukkan ganja efektif mengurangi sakit akibat kaku otot. Walau riset ini dilakukan pada kasus multiple sclerosis, kaku otot banyak dialami oleh pasien cerebral palsy.
“High” karena ganja medis?
Kekhawatiran – juga penyebab penolakan - terbesar penggunaan ganja medis adalah efek ‘high’ yang biasa dirasakan oleh pemakai ganja (bukan untuk terapi medis).
Menurut David Casarett, MD, penulis Stoned: A Doctor’s Case For Medical Marijuana, THC (tetrahydrocannabinol) merupakan kandungan ganja yang bertanggungjawab menimbulkan sensasi high atau euforia.
Mayoritas ganja medis dan produk minyak cannabis mengandung THC konsentrasi rendah, yang tidak sampai memicu efek ‘high’. Ganja medis dan minyak cannabis umumnya memiliki konsentrasi cannabidiol (CBD) yang lebih tinggi. CBD inilah yang membantu mengatasi kejang dan kaku otot.
Tubuh manusia secara alami memroduksi neurotransmitter endocannabinoid, yang terlibat dalam mengatur berbagai fungsi, termasuk tidur, nafsu makan, sensasi nyeri dan respons sistem imun.
Penelitian menunjukkan bila CBD membantu mengurangi nyeri dengan mempengaruhi aktivitas reseptor endocannabinoid, mengurangi peradangan dan berinteraksi dengan neurotransmitter lain.
“Jadi, jika Anda menggunakan mariyuana (ganja) atau produk mariyuana yang rendah THC, maka Anda tidak akan high. Itu temasuk, terutama, minyak yang digunakan untuk mengobati kejang pediatrik,” ujar Casarett, melansir cerebral palsy guidance. (jie)