Indra Bruggman didiagnosis hipertiroid. Hal itu diungkapkannya saat wawancara di acara Rumpi Trans TV, belum lama ini. Berat badan aktor dan dan model dengan tinggi badan 180 cm itu turun drastis, banyak keluar keringat, detak jantungnya cepat dan tak beraturan.
Bukan OCD, Indra Bruggman Didiagnosis Hipertiroid
Hipertiroid atau hipertiroidisme adalah kondisi, ketika kadar hormon tiroid dalam tubuh terlalu tinggi. “Awalnya saya sempat berpikir, jangan-jangan saya mengalami OCD,” papar lelaki berusia 41 tahun. Ia sempat ke psikiater untuk menanyakan kondisi yang dialaminya. Menurut laman American Psychiatric Association, OCD (Obsessive-Compulsive Disorder) termasuk gangguan mental, yang membuat seseorang memiliki pikiran, ide, atau sensasi berulang yang tidak diinginkan.
Ternyata ia tidak menderita OCD. Saat konsul ke dokter saraf, ia disarankan untuk cek darah. Diketahui bahwa ada gangguan pada tiroidnya. Indra Bruggman didiagnosis hipertiroid. "Hormon tiroid itu sangat berpengaruh pada mood. Hormon tiroid yang tinggi atau berlebihan, membuat jantung berdetak kencang termasuk saat tidur. Dampaknya berat badan menyusut, walaupun banyak makan," jelasnya.
Berat badan ideal untuk orang dengan tinggi 180 cm, paling tidak 70 kg. Ia bersyukur, “Berat badan saya mulai kembali naik, tidak seperti awal yang hanya 63 kilogram.”
Penyebab Hipertiroid
Menurut Mayo Clinic, hipertiroid terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin. Hal ini membuat metabolisme tubuh berjalan cepat, dan berat badan menurun drastis. Penyakit ini dapat disebabkan penyakit Graves yang membuat sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid, menyebabkan hormon tiroid meningkat. Beberapa penyebab lain:
- Tumor di area testis (pria) atau ovarium (wanita). Tumor pada kelenjar tiroid atau kelenjar pituitari (hipofisis).
- Konsumsi obat beryodium tinggi.
- Banyak mengonsumsi makanan yang mengandung iodium tinggi, seperti seafood, produk susu dan telur.
Faktor Risiko Hipertiroid
Ada beberapa faktor risiko hipertiroid. Termasuk di antaranya jenis kelamin, usia, dan penyakit tertentu. Berikut ini di antaranya:
- Perempuan lebih berisiko dibanding laki-laki.
- Kehamilan dapat merangsang hipertiroid pada beberapa orang, dan menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin.
- Usia, terutama yang berusia di atas 60 tahun.
- Faktor gen.
- Penderita diabetes tipe 1, insufisiensi adrenal primer, atau anemia pernisiosa.
Gejala Hipertiroid
Ada beberapa gejala khas hipertiroid, seperti dilansir dari Healthline. Antara lain:
1. Gugup, cemas, mudah tersinggung.
2. Tangan mengalami tremor (bergetar), jari berkeringat.
3. Perubahan pola menstruasi pada perempuan.
4. Merasa lelah, sulit tidur.
5. Mudah merasa kepanasan.
6. Kelenjar tiroid di leher membesar.
7. Kulit menipis.
8. Rambut rapuh dan mudah rontok.
Gejala Lainnya
Selain gejala-gejala di atas, bisa pula terjadi gejala lain seperti berikut ini.
1. Pembesaran kelenjar gondok
Gejala ini bila dibiarkan bisa menimbulkan komplikasi, terlebih ketika ukuran gondok cukup besar. Seperti batuk, leher tercekik, suara serak, susah menelan dan sulit bernapas. Bisa terkena limfoma, perdarahan, sepsis, hingga kanker tiroid.
2. Gangguan irama jantung
Terjadi gangguan irama jantung atau atrial fibrilasi (fibrilasi atrium), seperti dimuat jurnal National Institutes of Health, AS, bertajuk “Atrial Fibrillation and Hyperthyroidism”. Fibrilasi atrium terjadi pada 10-15 persen pengidap hipertiroidisme.
3. Berat badan turun drastis
Kelenjar yang terletak di leher bagian depan, berfungsi menghasilkan hormon tiroid yang berfungsi mengatur pertumbuhan dan metabolisme tubuh. Peningkatan berat badan tanpa sebab bisa menandakan kadar hormon tiroid yang rendah, yang disebut hipotiroidisme. Sebaliknya, jika tiroid menghasilkan lebih banyak hormon daripada yang dibutuhkan tubuh, penderita akan mengalami penurunan berat badan secara tidak terduga.
4. Tulang keropos
Hipertiroid dapat memicu pengeroposan tulang (osteoporosis). Jumlah hormon tiroid yang telalu banyak bisa memengaruhi kemampuan tubuh menyerap kalsium ke dalam tulang. Hal ini membuat kekuatan tulang berkurang, sehingga rapuh dan mudah patah.
Terapi dan Pengobatan
Terapi dengan obat anti tiroid, iodine radioaktif, atau tiroidektomi dimaksudkan untuk menurunkan kadar hormon tiroid sampai ke level normal. Kondisi remisi pasien hipertiroid tercapai bila kadar hormon tiroid dapat terjaga. Seperti halnya Indra Bruggman didiagnosis hipertiroid, yang berangsur membaik. Kita doakan kondisi dan kesehatannya makin baik. (sur)
________________________________________________
Foto: Instagram Indra Bruggman (@indrabruggman)