Lala (18 tahun) yang ceria tiba-tiba berubah tak bersemangat, sering sakit kepala dan jerawat di wajahnya semakin banyak. Ibundanya jadi kuatir. Ia tahu, putri kesayangannya itu sedang stres. Ia gagal masuk perguruan tinggi lewat jalur SNMPTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri) dan sedang menanti ikut ujian tertulis.
Saat stres, tubuh akan melepaskan hormon stres. Muncul berbagai gejala seperti yang dialami Lala. Stres sebenarnya hal yang wajar terjadi. Stres bisa menjadi cikal bakal berbagai penyakit, termasuk meningkatkan risiko penyakit jantung.
Gangguan kesehatan karena stres
Stres berat yang berkepanjangan, dapat memicu berbagai gangguan kesehatan yang lebih serius. Dirangkum dari berbagai sumber:
1. Gangguan kulit
Meningkatnya hormon stres dalam tubuh, dapat mengakibatkan kulit lebih berminyak. Seperti dialami Lala, wajah jadi penuh jerawat. Bisai muncul gejala gangguan lain di kulit seperti eksim, psoriasis dan rosacea.
2. Sakit kepala
Stres berkepanjangan dapat menimbulkan sakit kepala. Keluhan ini akan membaik setelah penyebab stres mereda dan kita menjadi rileks.
3. Rambut rontok
Stres dapat menghambat pertumbuhan rambut dan membuat rambut mudah rontok.
4. Susah tidur
Stres dapat menyebabkan gangguan tidur. Susah tidur (insomnia) atau tidak nyenyak tidur. Kondisi ini membuat kita merasa lelah di siang hari dan sulit konsentrasi.
5. Daya tahan tubuh menurun sehingga rentan terserang flu, batuk dan penyakit lain termasuk penyakit yang serius (berat).
6. Gangguan pencernaan
Tidak nafsu makan atau sebaliknya: nafsu makan meningkat. Perubahan pola makan ini membuat perut kembung, sakit perut, atau sembelit (susah buang air besar /BAB).
6. Gangguan pernapasan
Bagi penderita asma, stres dapat memicu kekambuhan, yang menyebabkan sesak napas.
7. Penyakit jantung
Stres kadang disebut sebagai “sumber segala penyakit”. Ada benarnya. Stres berat bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, penyakit diabetes dan kanker.
Cara mengatasi stres
Tips dari pakar psikologi untuk mengatasi stres:
- Fokus untuk memecahkan masalah. Hadapi apa yang menjadi penyebab stres. Upayakan mengubah stressor atau modifikasi reaksi menghadapinya, agar dampak stres berkurang.
- Munculkan harapan. Semangat ini, menurut pakar psikologi, dapat meningkatkan kemampuan mengatasi masalah atau tantangan yang dihadapi. Tetap semangat dapat memunculkan ketrampilan dan energi positif. Rasa percaya diri dapat menurunkan hormon stres.
- Tingkatkan ketahanan psikologis. Kuat secara psikologis membuat hidup lebih menarik dan lebih menantang. Tumbuhkan terus rasa memiliki kendali atas apa yang dihadapi. Percaya pada apa yang dilakukan. Perlu keyakinan tinggi bahwa kita sendiri yang dapat menentukan keberhasilan.
- Optimistis. Sikap optimistis perlu terus dikembangkan. Kita tidak dapat mengubah suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan. Tapi, kita dapat mengubah sudut pandang atas peristiwa dimaksud.
- Dukungan sosial. Memiliki networking yang luas merupakan modal yang berharga. Dukungan sosial yang lebih luas, dapat menahan stres dan memperkuat sistem ketahanan tubuh melawan stres. Penelitian dari Universitas Chicago menyatakan, kesepian berkorelasi dengan pengerasan arteri yang menyebabkan naiknya tekanan darah.
- Relaksasi. Relaksasi dapat mengembalikan tubuh pada keadaan seimbang. Relaksasi menjaga individu untuk tidak menggunakan semua tenaga, saat beraksi terhadap stres. Dengan relaksasi kita mampu merespon dan mengontrol stres.
- Konsultasi. Stres berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan kesehatan fisik dan mental yang lebih parah. Bila diperlukan, kita bisa konsultasi ke dokter, psikiater & psikolog. (sur)