Saat hujan turun, ada yang lebih berbahaya ketimbang kena flu atau masuk angin: tersambar petir. Vigih Krisdian Anggarasena, pemuda 24 tahun, warga Dusun Mentaraman, Desa Pagelaran, Kabupaten Malang, meninggal tersambar petir saat melakukan pemanasan untuk bermain bola di lapangan, Minggu (13/3/2022).
Beberapa hari sebelumnya, dua pemuda Karangasem, Bali, tersambar petir saat berteduh di bawah pohon karena hujan. I Nyoman Fery Wirawan (22 tahun) meninggal tersambar petir setelah dilarikan ke Rumah Sakit Pratama Kubu. Rekannya, I Ketut Kurniawan (16 tahun), yang terpental sampai 7 meter dikabarkan selamat.
Menurut Kasi (Kepala Seksi) Humas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik, saat seorang diri di tengah lapangan, Krisdian tersambar petir dan langsung jatuh pingsan. Korban meninggal saat dibawa ke RSI Gondanglegi, untuk mendapat pertolongan. “Di bagian dada dan kaos kaki korban, ada bekas terbakar karena sambaran petir,” ungkap Iptu Taufik.
Dua pemuda yang tersambar petir di Karangasem, Bali, dibenarkan Kapolsek Kubu AKP I Nengah Sona. Kedua pemuda berteduh di bawah pohon karena hujan turun. Setelah agak reda, keduanya berencana melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba petir menyambar. Ferry langsung tak sadarkan diri dan dilarikan ke Puskesmas terdekat. Ia mengalami luka bakar parah di dada dan lengan tangan kanan. Temannya Kurniawan, meski sempat terpental, Alhamdulillah selamat.
Korban hangus, lumpuh atau gagal jantung
Kecepatan petir bisa sampai 300.000 kilometer/jam. Ada pun kandungan energinya sampai 300 kilovolt, atau lebih besar dibanding listrik yang digunakan untuk industri. Petir bisa memanaskan suhu udara di sekitarnya sampai ribuan derajat Celsius.
Dapat dibayangkan, seperti apa yang dialami korban tersambar petir. Seorang dokter dari Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, mengisahkan pengalamannya merawat korban tersambar petir. “Korban seperti kena tembakan meriam,” katanya. Seperti dikutip BBC, asap keluar dari tubuh korban dan sempat keluar api dari bagian dadanya.
Tersambar petir, tubuh seolah dilalui tegangan listrik selama 3 milidetik. Dalam waktu yang amat singkat itu, korban mengalami luka bakar yang dapat membuat jaringan kulit gosong. Bila korban mengenakan aksesoris metal, kulit bisa terpanggang. Itu karena bahan metal mudah menghantarkan listrik. Bila petir yang menyambar keluar lewat kaki menuju tanah, alas kaki korban bisa hancur.
Bila listrik dari petir masuk ke dalam tengkorak, otak akan terganggu. Korban bisa koma atau lumpuh temporer atau total. Bisa gagal jantung, karena ritme jantung berubah setelah kena hentakan listrik. Ini yang membuat korban meninggal.
4000 orang Meninggal Tersambar Petir dalam Setahun
Berdasar kajian di 26 negara, sambaran petir telah menyebabkan kematian 4000 orang setiap tahunnya. Angka ini tidak termasuk korban yang selamat dari sambaran petir, yang jumlahnya sekitar 90 persen. Jumlah korban meninggal dan yang selamat ini, belum termasuk yang terjadi di daerah rawan petir seperti Afrika Tengah, yang datanya masih dipelajari para pakar.
Menurut peneliti dan Emeritus Professor of Mathematics di Imperial College, Inggris, kemungkinan seseorang tersambar petir sangat kecil, yaitu 1:300.000. Sedangkan menurut ahli cuaca dari Amerika Serikat, kemungkinan tersambar petir 1:13.000.
Berlindung dari Sambaran Petir
Kita bisa berlindung dari sambaran petir, baik ketika di dalam maupun di luar ruangan. Berikut ini tipsnya.
Di luar ruangan
- Hindari ruang terbuka, seperti lapangan, tepi pantai dan tempat terbuka lainnya.
- Jangan berteduh di bawah pohon tinggi dan terisolasi dari pohon lain.
- Hindari berada dekat benda-benda tinggi seperti tiang bendera dan lain-lain.
- Saat camping, dirikan tenda di lembah atau tempat rendah lainnya.
- Jauhi benda basah seperti tali, benda logam seperi pagar dan tiang. Air dan logam merupakan konduktor listrik yang sangat baik.
Di dalam ruangan
- Jauhi telepon berkabel.
- Jangan sentuh peralatan elektronik seperti komputer, TV, laptop.
- Hindari mencuci tangan, mandi, atau cuci piring dan kegiatan lain yang melibatkan airt.
- Jauhi jendela dan pintu luar yang mengandung komponen logam.
- Jauhi balkon dan beranda terbuka.
- Hindari berbaring di lantai beton atau bersandar di dinding beton.
Setiap tahun, diperkirakan 4000 orng meninggal tersambar petir di 26 negara. Angka ini memang relative ‘kecil’ bila dibandingkan dengan kematian akibat penyebab lain, misalnya kanker, yang mencapai 10 juta jiwa. Namun tetap saja, kita perlu berhati-hati dan berlindung dari sambaran petir sebisa mungkin. (sur)
____________________________________________
Ilustrasi: Orange sky photo created by wirestock - www.freepik.com