Baru-baru ini muncul riset menarik tentang makanan dan minuman yang biasa kita konsumsi dengan risiko terkena COVID-19. Salah satu temuan yang mengejutkan adalah konsumsi kopi berhubungan dengan penurunan risiko COVID-19.
Penelitian ini dilakukan oleh Thanh-Huyen T, dkk, dari Feinberg School of Medicine, Northwestern University, di Chicago, AS. Peneliti menggunakan data di UK Biobank (di Inggris) dari tahun 2006-2010 dan menghubungkannya dengan hasil tes positif COVID-19 dari Public Health England antara Maret – November 2020.
Mereka mencatat konsumsi makanan dan minuman spesifik seperti ASI, kopi, teh, ikan berminyak, daging olahan, daging merah, buah dan sayur. Paparan COVID-19 dihitung menggunakan rata-rata tingkat kasus positif bulanan di Inggris per populasi tertentu.
Kemudian peneliti memperkirakan kemungkinan positif COVID-19 dengan status diet yang disesuaikan dengan faktor sosio-demografi, riwayat medis dan faktor gaya hidup lainnya.
Dari 37.988 partisipan (berusia antara 40-70 tahun) 17%-nya positif COVID-19. Setelah disesuaikan dengan semua faktor di atas, rasio kemungkinan terkena COVID-19 hanya 0,90 (kurang dari 10%) bila mengonsumsi 2-3 cangkir kopi per hari.
Hasil ini mirip untuk mereka yang dulu mendapatkan ASI, yakni sebesar 0,91, dibandingkan yang tidak disusui. Konsumsi sayuran menunjukkan kemungkinan kejadian yang lebih rendah, yakni 0,88. Sedangkan asupan daging olahan berdampak sebaliknya, meningkatkan risiko terkena COVID-19 sebesar 1,14.
Riset yang dipublikasikan di jurnal Nutrients (Juni 2021) ini menyimpulkan konsumsi kopi, sayuran dan menyusui saat bayi berhubungan baik dengan kejadian COVID-19. Sebaliknya, asupan daging olahan punya asosiasi buruk.
Tetapi peneliti mengakui bila temuan ini memerlukan konfirmasi independen dan studi lanjutan.
Bagaimana penjelasan ahli?
Menurut dr. Adam Prabata yang saat ini sedang mengambil pendidikan PhD, di Kobe University, cukup mengejutkan bila konsumsi kopi ternyata berasosiasi dengan penurunan risiko terkena COVID-19.
Konsumsi kopi 2-3 kali per hari, “Berdasarkan diskusi di penelitian tersebut, kopi diduga berpotensi bermanfaat dengan penurunan risiko COVID-19 karena efek antioksidan & antiradang, berasosiasi dengan kerja sel imun, dan berkorelasi dengan sitokin tubuh,” ujar dr. Adam melalui akun Twitternya @AdamPrabata.
Peradangan dan stres oksidatif dapat terjadi pada COVID-19. Oleh karena itu zat-zat yang memiliki efek antioksidan diduga bisa berkontribusi terhadap COVID-19, baik pencegahan, maupun pengobatan.
“Pada orang dewasa sehat, konsumsi kopi (yang) dianjurkan tidak melebihi 400 mg kafein per hari, atau kira-kira 4 cangkir kopi hitam per hari,” imbuh dr. Adam yang juga menyarankan bila mengalami keluhan seperti nyeri kepala, berdebar atau sulit tidur dianjurkan mengurangi konsumsi kopi.
Menyikapi hasil penelitian tersebut, dr. Adam menjelaskan, hasil penelitian ini baru asosiasi, bukan menunjukkan hubungan sebab akibat. Yang berarti masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi apakah kebiasaan tersebut memang bermanfaat. (jie)