Anda merasa santai karena sudah mendapat vaksinasi lengkap? Tunggu dulu. Riset skala besar di Inggris menunjukkan hal yang berbeda. Vaksinasi lengkap memberi perlindungan terhadap infeksi, tetapi tidak memberi kekebalan 100%.
Sebagaimana diketahui Inggris melakukan pelonggaran-pelonggaran bagi warganya. Beberapa waktu pemerintah Inggris telah menggelar pertandingan Euro Cup 2020 di stadion Wembley dengan penonton yang wajib menunjukkan paspor vaksin sebagai syarat masuk stadion.
Hal yang sama dilakukan pemerintah Hungaria, mereka mendorong vaksinasi agar warganya bisa menonton pertandingan Euro Cup. Alhasil, Puskas Arena di Budapest adalah satu-satunya tempat turnamen Euro Cup yang tidak membatasi kapasitas penonton.
Tetapi para ilmuwan di Inggris mendesak kehati-hatian setelah pemerintah melonggarkan semua pembatasan, termasuk persyaratan untuk memakai masker dalam ruangan tertutup.
Hal tersebut dikuatkan oleh riset terbaru dari tim Imperial College London dan perusahaan riset pasar Ipsos MORI. Studi didasarkan pada 98.233 sampel swab yang diambil antara 24 Juni – 12 Juli 2021.
Penelitian skala besar ini menunjukkan satu dari 160 orang terinfeksi corona, dengan tingkat prevalensi 1,21% untuk responden yang tidak divaksin dan 0,40% pada mereka dengan vaksinasi lengkap.
Peneliti juga menemukan mereka yang sudah vaksinasi lengkap lebih kecil kemungkinannya untuk menularkan virus corona kepada orang lain, daripada mereka yang tidak vaksin. Peneliti menyimpulkan bahwa walau sudah vaksinasi lengkap, Anda tetap berisiko besar terkena COVID-19.
Melansir AFP, Paul Elliott, profesor di Imperial’s School of Public Health dan direktur program survei, mengatakan temuan itu “mengonfirmasi data kami sebelumnya, yang menunjukkan bahwa kedua dosis vaksin menawarkan perlindungan yang baik terhadap infeksi.”
“Namun, kita juga dapat melihat bahwa masih ada risiko infeksi, karena tidak ada vaksin yang 100% efektif, dan kita tahu bahwa beberapa orang yang vaksinasi lengkap masih bisa sakit karena virus corona.”
“Jadi, dengan pelonggaran pembatasan, kita tetap harus berhati-hati untuk membantu melindungi satu sama lain dan mengekang tingkat infeksi.”
Selama riset ini berlangsung hingga 12 Juli 2021 terjadi peningkatan kasus secara bertahap di Inggris, dibandingkan bulan sebelumnya. (jie)