Mengetahui kadar oksigen dalam darah menjadi hal yang penting di tengah situasi pandemi. Ini efektif sebagai metode deteksi dini kejadian happy hypoxia. Selain itu kadar oksigen yang optimal diperlukan agar tubuh berfungsi optimal.
Agar organ dan jaringan tubuh manusia dapat berfungsi dengan baik, oksigen diedarkan ke seluruh tubuh melalui darah. Kisaran kadar oksigen dalam darah yang ideal adalah 95–100%. Jika kadar oksigen dalam darah menurun (di bawah 90%), fungsi organ dan jaringan tubuh akan ikut menurun sehingga dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Sebagaimana diketahui mereka yang terpapar COVID-19 bisa mengalami happy hypoxia atau silent hypoxia. Pasien tidak merasakan gejala walau kadar oksigen dalam darah rendah, berisiko menyebabkan ketidaksadaran hingga kematian.
Karenanya, pemantauan kadar oksigen dalam darah secara berkala sangat diperlukan untuk mengetahui kecukupan kadar oksigen dalam darah seseorang.
Untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah dapat diketahui lewat pemeriksaan gas darah hingga tes pernapasan, atau dengan cara yang lebih praktis yaitu dengan menggunakan alat bernama pulse oximeter. Alat ini membaca saturasi oksigen dengan mengukur panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dari aliran darah.
Dr. Monica Surjanto, SpKO, dari Klinik Medifit, Jakarta, menjelaskan kekurangan oksigen dalam darah sebaiknya tidak diremehkan karena bila sudah parah, dapat berakibat fatal bahkan hingga menyebabkan kematian.
Beberapa indikasi awal yang menunjukkan bahwa tubuh sedang kekurangan oksigen seperti sesak napas, pusing, batuk-batuk, jantung berdetak cepat, serta kulit terlihat lebih pucat.
“Salah satu cara mudah untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah adalah rutin dengan berolahraga. Berolahraga juga dapat membentuk pembuluh darah baru sehingga memperlancar peredaran oksigen ke seluruh tubuh.”
“Semakin banyak oksigen yang terserap, maka semakin baik pula kemampuan tubuh dalam memperbaiki jaringan yang rusak,” terang dr. Monica dalam, keterangan pers Amazfit Ajak Masyarakat Indonesia Lebih Peduli Terhadap Kadar Oksigen dalam Darah, Rabu (23/6/2021).
Untuk meningkatkan pasokan oksigen dalam darah, dr. Monica menyarankan melakukan olahraga dengan intensitas sedang secara teratur, yaitu 3-5 kali seminggu selama 30-45 menit.
Jenis olahraga yang disarankan adalah yang bersifat ritmis dan berkesinambungan, misalnya renang, senam aerobik, jogging, bersepeda dan jalan cepat.
Selain berolahraga, penting juga mengubah pola makan menjadi lebih sehat seperti perbanyak konsumsi makanan tinggi antioksidan dan air putih sedikitnya 1,5 liter sehari.
“Rutin lakukan latihan pernapasan, serta menjaga kualitas udara dengan memastikan sirkulasi udara lancar pun membantu menjaga kadar oksigen dalam darah,” imbuh dr. Monica.
Gunakan wearable
Sebagai pencegahan happy hypoxia, dr. Monica menyarankan untuk rutin melakukan pemantauan kesehatan, salah satunya tingkat saturasi oksigen.
Seiring dengan perkembangan teknologi, kini gawai-gawai terkini – termasuk wearable (smartwatch dan smartband) - sudah dilengkapi dengan kemampuan mengukur kadar oksigen darah (SpO2).
Pada ponsel pintar biasanya sudah tertanam aplikasi health yang berisi pengukur langkah, oksigen, detak jantung, hingga tingkat stres Anda. Sementara jika menggunakan wearable, Anda tinggal masuk ke menu-menu pengukuran tersebut.
Saat ini di pasaran banyak pilihan wearable, mulai dari yang ekonomis (<Rp 1 juta) dengan menu standar, harga menengah Rp 1-2 juta, hingga wearable premium dengan fitur melimpah. (jie)