Sang Bapak Kedokteran Hippocrates (460 – 377 SM) ribuan tahun lalu telah menyebutkan bahwa “alldisease begins in the gut”. Ia juga mengatakan “Health is determined by microbiota in our gut” atau kesehatan ditentukan oleh mikrobiota usus kita. Ini menggambarkan betapa pentingnya kesehatan usus kita, bahkan 70-80% imunitas dibentuk di saluran cerna.
Dr. dr. Indra Wijaya, MKes, SpPD-KEMD, FINASIM, dari RS Premier Bintaro menjelaskan setidaknya 500-1000 spesies mikrobiota hidup di dalam saluran cerna, ini termasuk bakteri baik (probiotik) dan patogen (bakteri dan orgenisme lain yang merugikan). Dalam ekosistem seimbang mikrobiota tersebut tidak berbahaya bagi tubuh.
Probiotik (misalnya Lactobacillus dan Bifidobacterium) merupakan mikroorganisme hidup yang dalam jumlah memadai mampu memelihara keseimbangan mikrobiota dalam tubuh, serta memberi manfaat bagi kesehatan.
“Bakteri probiotik berperan dalam keseimbangan mikroflora (mikrobiota) usus, merintangi kolonisasi bakteri patogen serta berinteraksi dengan sel imun tubuh meningkatkan beberapa aktivitas sel imun” terang dr. Indra, dalam webinar bertopik Probiotik dan Kesehatan Pencernaan, Jumat (4/6/2021).
Lebih jauh dr. Indra menjelaskan, probiotik efektif mencegah dan memperbaiki diare, memperbaiki gejala penyakit autoimun – seperti radang usus (inflammatory bowel disease/ IBD), serta bermanfaat sebagai terapi pendukung kanker, bahkan mencegah kanker usus besar.
“Probiotik bisa mempercepat kematian sel tumor (kanker),” tegas dr. Indra.
Riset Kim et al., pada 119 penderita penyakit Chron (autoimun) yang mendapat terapi probiotik mendapati hanya 20,5% yang mengalami kekambuhan berat, dan semua partisipan mengalami perbaikan peradangan di usus.
“Pada penyakit radang usus akan menurunkan kadar inflamasi di mukosa (lapisan pelindung) usus,” tukas dr. Indra. “Yang terbaru, probiotik bahkan berpotensi dalam terapi diabetes untuk meningkatkan sensitivitas insulin.”
Ditambahkan oleh Ni Putu Desy Aryantini, PhD, selaku PR Science PT Yakult Indonesia Persada, bahwa kesehatan saluran cerna juga mempengaruhi fungsi organ lainnya.
Di otak (dikenal dengan gut- brain axis) membantu kematangan mikroglia (sel imun yang ada di otak). Probiotik menghambat pembentukan tumor di saluran cerna, serta membantu mempertahankan kesehatan paru-paru (gut microbiota – lung axis) dan organ hati (gut microbiota – liver axis).
Pada kasus diare, Desy menjelaskan, riset di India mendapati balita yang diberikan susu fermentasi (mengandung probiotik Lactobacillus casei Shirota strain / LcS) selama 12 minggu mengalami penurunan kejadian diare hingga 14%.
Untuk imunitas, probiotik dapat meningkatkan aktivitas sel Natural Killer (NK; salah satu sel imun). “Terbukti dengan berkurangnya kejadian ISPA (infeksi saluran napas akut) pada lansia. Demikian pula pada perokok, mampu meningkatkan aktivitas sel NK yang telah melemah hingga mencapai 63%,” kata Desy.
Yang menarik, konsumsi probiotik ternyata juga dapat memperbaiki kondisi stres dan kualitas tidur. Studi dilakukan pada mahasiswa kedokteran di Jepang yang akan menghadapi ujian akhir.
“Mereka yang mengonsumsi minuman probiotik selama 8 minggu, sehari sebelum ujian kadar hormon kortisolnya (hormon stres) ditemukan jauh lebih rendah, demikian pula dengan gejala stres lain seperti gangguan di perut dan demam, dibanding yang tidak minum probiotik,” terang Desy.
Mahasiswa yang mengonsumsi probiotik juga mengalami fase tidur dalam (non-rapid eye movement /NREM) dan intensitas tidur yang lebih baik.
Yang mempengaruhi jumlah probiotik di saluran cerna
Perlu diperhatikan bila jumlah probiotik (keseimbangan mikrobiota usus) bisa dipengaruhi oleh banyak hal.
Dr. Indra menjabarkan antara lain oleh pola makan, merokok, alkohol, aktivitas fisik dan konsumsi antibiotik. Diet tinggi lemak, kurang serat dan tinggi protein akan mengurangi jumlah probiotik di usus.
“Pada anak usia < 2 tahun dan lansia jumlah dan jenis bakteri baiknya semakin sedikitnya, sehingga potensi bakteri patogen berkembang biak lebih tinggi. Itu sebabnya bayi lebih sering diare dibanding orang dewasa,” terang dr. Indra.
Demikian pula pada mereka yang sedang mendapatkan antibiotik jangka panjang, misalnya pada pasien rawat inap, biasanya kerap terjadi diare karena ada ketidakseimbangan mikrobiota usus.
Sumber probiotik
Probiotik dapat ditemukan pada produk pangan olahan atau makanan/minuman yang difermentasi, dan dalam suplemen kesehatan. Beberapa makanan yang mengandung probiotik seperti miso, sauerkraut, yogurt, kombucha (teh fermentasi), kefir, kimchi, cokelat hitam, buttermilk atau tempe.
Namun untuk bisa disebut sebagai probiotik, suatu produk harus melewati penelitian ilmiah, untuk membuktikan kandungan, keamanan, dan manfaatnya. Kandungan bakteri bermanfaat dalam probiotik harus jelas dan telah teridentifikasi, serta memiliki jumlah yang cukup. Probiotik juga harus terbukti tahan terhadap asam lambung dan garam empedu, sehingga bisa mencapai usus dalam keadaan hidup. Yakult yang mengandung >6,5 milyar L. casei Shirota strain telah terbukti sebagai produk probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan.
“Konsumsi probiotik dari kelompok bakteri asam laktat dapat meningkatkan keasaman (menurunkan pH) usus, yang mana ini akan menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan sebaliknya kondisi tersebut berkorelasi positif terhadap peningkatan populasi bakteri baik,” pungkas Desy. (jie)