Ilmu pengetahuan menunjukkan bila aktivitas fisik dan olahraga berdampak pada performa tubuh yang lebih baik dan efektif mencegah banyak penyakit, termasuk penyakit jantung, kanker dan demensia (pikun). Bahkan membantu kita berumur lebih panjang.
Dengan alasan ini American Heart Association merekomendasikan melakukan aktivitas fisik dan olahraga rutin minimal 150 menit per minggu. Terbaru, riset di British Journal of Sport Medicine menyatakan olahraga rutin membantu Anda terlindung dari infeksi COVID-19 yang parah.
Olahraga sebagai tanda vital
Melansir Health Harvard, penyedia layanan kesehatan di AS, Kaiser Permanente, secara rutin melakukan survei pada pasien mereka tentang olahraga yang mereka lakukan.
Survei ini yang disebut “Olahraga Sebagai Tanda Vital” ini berisi:
- Rata-rata, berapa hari dalam seminggu Anda melakukan olahraga sedang hingga berat (seperti jalan cepat)? Pilihan jawabannya adalah 0 sampai 7 hari.
- Rata-rata, berapa menit Anda melakukan latihan pada tingkat ini? Pilihan jawabannya adalah 0, 10, 20, 30, 40, 50, 60, 90, 120, 150 menit atau lebih.
Penelitian menunjukkan bila kuisioner tersebut mampu mengukur tingkat aktivitas fisik dengan baik. Mereka juga memprediksi beberapa penyakit, seperti hipertensi dan diabetes.
Bagaimana riset dilakukan?
Banyak penyakit berhubungan dengan kurangnya aktivitas fisik, seperti obesitas, diabetes dan penyakit jantung. Beberapa studi bahkan menyelidiki dampak langsung antara kurangnya aktivitas fisik/olahraga sebagai faktor risiko infeksi parah dan kematian akibat COVID-19.
Pada riset terbaru ini peneliti menganalisa data sekitar 48.000 orang berusia >18 tahun yang terkonfirmasi COVID-19 antara Januari hingga Oktober 2020. Semuanya menjadi pasien di Kaiser Permanente setidaknya selama enam bulan sebelum dinyatakan positif COVID-19, dan setidaknya memiliki data 3 kali survei Olahraga Sebagai Tanda Vital.
Seluruh kelompok dibagi menjadi tiga kategori:
- Mereka yang secara konsisten memenuhi pedoman aktivitas >150 menit per minggu di ketiga pengukuran.
- Mereka yang secara konsisten tidak aktif dengan hanya 0 - 10 menit per minggu pada ketiga pengukuran.
- mereka yang aktif dalam rentang 11 - 149 menit per minggu, atau yang memiliki variabilitas dalam tiga pengukuran mereka.
Para peneliti juga melihat karakteristik penting lainnya seperti merokok atau menderita emfisema? Apakah mereka mengalami obesitas, diabetes, hipertensi, penyakit kardiovaskular atau penyakit ginjal? Dan, apakah mereka pergi ke unit gawat darurat atau dirawat di rumah sakit dalam enam bulan sebelum diagnosis COVID-19?
Apa yang peneliti pelajari?
Apa yang peneliti pelajari dalam studi awal ini cukup luar biasa, meskipun penelitian lebih lanjut untuk mendukung temuan ini diperlukan.
Setelah mengoreksi semua karakteristik pasien, orang yang secara konsisten tidak aktif memiliki risiko rawat inap, masuk ICU dan kematian yang jauh lebih tinggi setelah terkena COVID-19, dibandingkan mereka yang aktif setidaknya selama 150 menit per minggu.
Selain itu, mereka yang aktif selama >10 menit per minggu memiliki perlindungan terhadap infeksi parah atau kematian akibat COVID-19, meskipun tidak sebanyak mereka yang melakukan 150 menit penuh.
Studi ini adalah satu lagi alasan untuk mendorong dan mempromosikan aktivitas fisik untuk semua orang. Aktivitas fisik dan olahraga yang konsisten membantu melindungi Anda jika terkena COVID-19. (jie)