Anggapan bahwa payudara kiri lebih besar karena dipengaruhi oleh jantung, yang terletak di sisi kiri tubuh, belum terbukti secara ilmiah. Payudara asimetris adalah normal, seperti ukuran kaki yang besar sebelah.
Tidak perlu risau jika ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda, tapi perhatikan sisi mana yang lebih besar. “Jika Anda bertangan kanan (right handed), seharusnya payudara kanan yang lebih besar. Sebaliknya, payudara kiri lebih besar pada mereka yang kidal. Ini pengaruh dari dominasi salah satu sisi tubuh,” terang dr. Michael Triangto, Sp.KO dari Slim+Health Clinic, Jakarta.
Otot pektoralis pada bagian yang dominan lebih berkembang karena sering digunakan. Namun umumnya, aktivitas fisik perempuan tidak terlalu berat, sehingga otot pektoralis pada sisi dominan tidak berkembang terlalu besar. Meski payudara kanan lebih besar karena right-handed, perbedaannya tak terlalu kentara.
Baca juga: Shanti Persada, Sahabat Para Survivor
Mengapa muncul anggapan payudara kiri lebih besar, padahal lebih banyak orang right-handed? “Mungkin, masalah sebenarnya bukan di bagian depan yang terlihat (payudara), tapi di belakang; skoliosis,” tegas dr. Michael. Rok yang dikenakan sering berputar atau perut cenderung mengarah ke satu sisi bisa jadi tanda dari skoliosis.
Pada skoliosis, tulang belakang bengkok ke salah satu sisi dan sedikit berputar, sehingga salah satu sisi tubuh agak menjorok ke belakang. Bila skoliosis terjadi di daerah bawah (lumbal) dan membengkok ke kiri, tulang belakang bagian dada (torak) akan mengompensasinya agar tubuh kembali “lurus” dengan membelok ke kanan. Dampaknya, bahu kanan menjorok ke belakang, seperti bila skoliosis di daerah torak yang membengkok ke kanan. Ini membuat payudara sebelah kiri jadi terlihat lebih besar.
Baca juga: Tidak Selalu Benjolan itu Kanker
Kemungkinan yang lebih mengkhawatirkan yakni indikasi untuk risiko kanker payudara. Penelitian oleh Diane Scutt, dkk di Inggris (2006) menunjukkan, payudara asimetris lebih banyak terjadi pada perempuan yang mengalami kanker payudara di kemudian hari.
Perkembangan tubuh manusia berjalan secara simetris, tapi bisa terganggu oleh berbagai hal, baik dari luar maupun dari dalam tubuh sendiri. Pada payudara, ini berhubungan erat dengan hormon estrogen, yang juga salah satu pemicu kanker payudara. Ditengarai, perkembangan payudara yang berjalan simetris menunjukkan kemampuan tubuh menolerir pengaruh hormon yang “mengganggu” dan menjaga kestabilan perkembangan payudara.
Dr. Michael mengingatkan, jangan buru-buru memutuskan untuk memasang implan agar payudara simetris, “Lihat dulu penyebabnya.” (nid)