Peneliti menemukan bukti bila ibu hamil yang positif COVID-19 lebih berisiko mengalami komplikasi kehamilan, termasuk pre-eklamsia, persalinan prematur, bahkan kematian. Ini menguatkan dorongan pentingnya vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil.
“Sekarang kami mengetahui bila risiko ibu hamil dan bayinya jauh lebih besar daripada yang diasumsikan di awal pandemi, dan upaya kesehatan yang sudah ada harus mengikutsertakan ibu hamil,” kata Stephen Kennedy, salah satu peneliti dari University of Oxford.
“Seharusnya informasi ini membantu keluarga, karena kebutuhan untuk melakukan semua hal guna menghindari infeksi (COVID-19) sekarang sudah jelas. Ini juga menguatkan kebutuhan vaksinasi COVID-19 kepada semua ibu hamil.”
Dalam riset INTERCOVID ini, peneliti mengikuti 2.130 wanita hamil dari 18 negara, antara Maret - Oktober 2020, 706 di antaranya positif COVID-19.
Ini merupakan studi observasi, jadi hanya menunjukkan hubungan potensial antara COVID-19 dengan risiko kehamilan, tetapi hasilnya selalu konsisten lebih buruk untuk ibu hamil dengan COVID-19.
Peneliti menemukan bila ibu hamil yang positif SARS-CoV-2 berisiko lebih tinggi mengalami infeksi parah, dirawat di unit perawatan intensif, bahkan meninggal. Bayi juga secara signifikan lebih mungkin dilahirkan prematur dan mengalami komplikasi lain.
“Wanita dengan COVID-19 selama kehamilan berisiko lebih dari 50% mengalami komplikasi, seperti persalinan prematur, pre-eklamsia dan kematian, daripada ibu hamil tanpa COVID-19,” terang Aris Papageorghiou, salah satu peneliti dari Oxford, melansir Science Alert.
“Bayi yang dilahirkan dari ibu yang positif COVID-19 juga tiga kali lebih berisiko alami komplikasi medis berat, yang membuatnya harus dirawat di NICU (neonatal intensive care unit), sebagian besar akibat kelahiran prematur.”
“Kabar baiknya,” ia menambahkan, “risiko pada wanita yang terinfeksi tanpa gejala dan wanita yang tidak terinfeksi serupa.”
Studi ini penting untuk mereka yang saat ini sedang hamil atau merencanakan kehamilan. Peneliti menambahkan, bila sudah melihat virus corona kadang ditularkan dari ibu ke bayinya, dan riset ini menguatkannya.
“Kami menemukan 13 % bayi dari ibu yang positif COVID-19 juga dinyatakan positif dalam beberapa hari pertama setelah lahir,” tulis peneliti dalam jurnal JAMA Pediatrics.
Menariknya, tim peneliti juga menemukan bila persalinan caesar berhubungan dengan risiko lebih tinggi untuk bayi positif corona.
CDC bolehkan vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS akhirnya mengizinkan ibu hamil mendapatkan vaksin COVID-19.
Walau sebelumnya ibu hamil tidak termasuk dalam kelompok yang direkomendasikan untuk mendapat vaksinasi COVID-19, para ahli berhasil menemukan bila mRNA vaksin seperti Pfizer dan Moderna dinilai aman untuk ibu hamil.
Pembaruan rekomendasi ini didasari oleh studi yang diterbitkan di New England Journal of Medicine. Riset ini menganalisa lebih dari 35.600 ibu hamil yang mendapatkan vaksin Pfizer dan Moderna sejak Februari 2021 lalu.
Peneliti mencatat bahwa efek samping vaksinasi yang dialami ibu hamil serupa dengan mereka dalam kondisi normal atau tidak hamil, seperti demam dan sakit kepala. Selain itu, tidak ditemukan masalah bagi ibu hamil yang divaksin pada trimester ketiga.
Direktur CDC Rochelle Walensky, dilansir dari US News, Senin (26/4/2021) mengatakan, ibu hamil justru berpotensi lebih besar dirawat di rumah sakit dan memiliki risiko kematian yang lebih tinggi ketika terinfeksi corona.
“Maka itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk mendapat vaksin COVID-19,” katanya. (jie)