Sebanyak 3 juta vaksin COVID-19 produksi Sinovac sudah tiba di Indonesia. Pemerintah berencana segera melaksanakan vaksinasi setelah vaksin Sinovac mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM. Tetapi diperkirakan membutuhkan waktu hingga 3.5 tahun untuk menyelesaikan seluruh program vaksinasi.
Sebagaimana telah diketahui vaksin Sinovac dikirim ke Indonesia dalam dua gelombang: 1,2 juta dosis pada 6 Desember dan 1,8 juta dosis di penghujung tahun 31 Desember 2020. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan butuh waktu selama 3,5 tahun untuk dapat menyelesaikan proses vaksinasi COVID-19.
“Kira-kira butuh waktu 3,5 tahun untuk vaksinasi semuanya,” ujar Menkes dikutip dari laman resmi Kemenkes.go.id.
Perkiraan waktu tersebut, menurut Menkes, berdasarkan kalkulasi banyaknya penduduk yang akan menjadi sasaran vaksinasi. Untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), pemerintah telah menyiapkan sebanyak 426 juta dosis vaksin (untuk dua kali penyuntikkan) bagi 181 juta penduduk Indonesia.
Selain vaksin produksi Sinovac, pemerintah mengupayakan pengadaan vaksin dari jalur lain, yakni dari Novavax, Pfizer – BioNTech, AstraZeneca dan satu berasal dari multilateral yakni COVAX/GAVI dari aliansi vaksin GAVI dengan didukung WHO.
Sementara itu Presiden Joko Widodo dalam sambutan tahun baru mengatakan bila vaksinasi akan dilaksanakan pada pertengahan Januari 2021.
Jokowi mengatakan, pemerintah telah mengamankan sejumlah stok vaksin COVID-19 untuk diberikan secara gratis ke masyarakat.
"Tahun ini, pemerintah akan menggelar vaksinasi massal COVID-19. Indonesia telah mengamankan pasokan vaksin dari Sinovac, Novavax, AstraZeneca, dan BioNTech-Pfizer," kata Jokowi melalui akun Twitter resminya.
Akankah herd immunity terbentuk?
Vaksinasi diharapkan bisa membentuk kekebalan kelompok (herd immunity) sehingga masyarakat yang tidak mendapatkan vaksin juga terlindungi dari virus corona.
Dalam diskusi 'Survei Opini Publik Nasional SMRC pada Vaksin dan Vaksinasi COVID-19', Selasa (22/12), epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, mengatakan setidaknya dibutuhkan hingga 80% penduduk yang divaksinasi untuk membentuk herd immunity, bukan 70% seperti yang direncanakan pemerintah.
"Tidak cukup 70%, saya belajar di FK (fakultas Kesehatan), ya, belajar tentang imunisasi di FK itu, yang disebut herd immunity itu minimal 80%. Tidak cukup 70%," tegasnya.
Jika perkiraan penduduk saat ini berada di angka 286 juta, itu berarti sekitar 214 juta orang harus divaksin. Padahal, pemerintah saat ini menargetkan sekitar 181 juta orang.
"Jadi kalau mau 214 juta orang itu divaksinasi untuk herd immunity, maka kita butuh 13,4 bulan kalau vaksinasi dimulai Februari 2021, setelah ada lampu hijau dari BPOM, ada EUA, maka paling cepat selesai April 2022, itu kalau enggak ada hambatan," imbuhnya.
Berapa lama efek vaksin bertahan?
Studi terbaru di Australia tentang berapa lama tubuh kita memiliki antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 menunjukkan bahwa kita baik-baik saja setidaknya selama delapan bulan.
"Ini akan memberikan harapan nyata bahwa, begitu suatu vaksin atau vaksin dikembangkan, mereka akan memberikan perlindungan jangka panjang," kata Menno van Zelm, salah satu peneliti dari Monash University, dilansir dari Science Alert.
Para peneliti menganalisis sampel darah yang diambil dari 25 relawan yang didiagnosis dengan COVID-19. Setiap sampel memberikan gambaran singkat tentang status sistem kekebalan, dari hanya empat hari setelah infeksi hingga delapan bulan.
Sebanyak 36 orang lagi yang tidak memiliki riwayat penyakit juga memberikan satu atau dua sampel darah untuk perbandingan.
Sampel positif COVID menunjukkan konsentrasi antibodi SARS-CoV-2 yang mengambang bebas mulai memudar hanya 20 hari setelah gejala muncul, sebuah temuan yang sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan tingkat antibodi turun dengan cepat, terutama pada kasus COVID-19 yang ringan. (jie)