Bepergian jarak jauh naik kendaraan, tubuh otomatis kurang gerak. Bisa terjadi penggumpalan darah vena (pembuluh darah balik) yang disebut DVT (deep vein thrombosis). Gumpalan darah di vena membuat aliran darah terganggu. Bekuan darah bisa terlepas dan lewat aliran darah terbawa dan menyumbat paru-paru.
“Kondisi tidak bergerak, misalnya duduk lebih dari empat jam, meningkatkan risiko DVT di kaki,” terang Prof. Dr. dr. Karmel Lidow Tambunan, Sp.PD, K-HOM dari FKUI/RSCM. Kaki adalah organ paling jauh dari jantung dan pembuluh darah dikaki adalah yang paling panjang. Vena bekerja keras memompa darah kembali ke jantung, melawan gravitasi. Aktif bergerak membantu dinding vena memompa darah. Bila kita hanya duduk diam, kerja vena makin berat, lama kelamaan bisa terbentuk gumpalan di antara katup-katup vena.
Bagaimana menghindari DVT dalam perjalanan? “Lakukan peregangan (stretching) kaki,” Prof. Karmel. Caranya, dorong ujung-ujung jari kaki menjauh (posisi point), lalu tarik ujung kaki ke arah sebaliknya. Ulangi beberapa kali, lakukan tiap 30 menit. Lalu, putar pergelangan kaki ke arah luar dan dalam, bergantian kiri kanan.
Kemudian, tekan ujung jari kaki ke lantai kendaraan sesering mungkin. Bila mungkin, sedikit membungkuk sambil kaki diluruskan, lalu sentuh ujung jari kaki. Selama perjalanan dengan kereta api atau pesawat, berjalanlah di koridor tiap satu jam. Bila naik bus atau mobil, turun sebentar dari kendaraan dan jalan kaki saat kendaraan berhenti di pom bensin, misalnya.
Jangan meletakkan barang di sekitar kaki, agar ada ruang cukup luas sehingga posisi kaki nyaman dan leluasa bergerak. Perbanyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi. Orang yang lebih berisiko DVT, misalnya yang memiliki sindrom darah kental, bisa memakai stocking khusus untuk membantu menciptakan tekanan di kaki. (nid)