Hingga saat ini belum ada obat spesifik untuk virus COVID-19. Demikian pula dengan vaksin, riset vaksin COVID-19 masih terus dikembangkan. Pencegahan infeksi COVID-19 antara lain dengan 3 M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) dan meningkatkan imunitas. Zinc terbukti bermanfaat hambat replikasi kuman (termasuk virus) di saluran napas, sehingga diharapkan bisa digunakan untuk menghadang virus COVID-19.
Zinc (Zn) termasuk mikronutrien (gizi mikro) yang sangat dibutuhkan tubuh. Ia termasuk mineral terbanyak nomor dua setelah zat besi (Fe) dan terdapat di seluruh sel tubuh.
Ia merupakan nutrisi esensial, alias nutrisi yang tidak bisa diproduksi tubuh dan tidak bisa disimpan dalam tubuh, sehingga membutuhkan asupan yang terus menerus.
Secara umum zinc berfungsi dalam ekspresi genetik, penyembuhan luka, imunitas, sintesis DNA, sintesis protein, reaksi enzimatik (diperlukan untuk aktivitas lebih dari 300 enzim), dan dalam tumbuh kembang anak.
Baca : Suplementasi Zinc dan Manfaatnya Cegah Anak Stunting
Menurut dr. Tinuk Agung Meilany, SpA(K), spesialis anak konsultan nutrisi dan metabolik RSAB Harapan Kita, Jakarta, kelebihan spesifik zinc lainnya adalah untuk menjaga kesehatan paru-paru dan saluran pernapasan.
“Penting di masa pandemi ini untuk mencegah defisiensi zinc. Kekurangan zinc biasa terjadi pada anak yang kurang gizi, mereka dengan gangguan pencernaan, ibu hamil dan lansia, karena ini akan mempertinggi komorbiditas COVID-19,” ujarnya dalam sesi webinar apotek, Selasa (1/8/2020) lalu.
Dr. Tinuk menjelaskan zinc bisa berfungsi sebagai pelindung paru dan saluran napas, yakni dengan memperpanjang dan memperlebat silia (rambut-rambut halus di saluran napas) sehingga bisa menghadang replikasi kuman – termasuk virus - dan menghalangi kuman masuk.
Selanjutnya ia terlibat dalam mekanisme oksidan dan antioksidan dalam proses imunitas; di mana zinc menjadi salah satu tentara antioksidannya. “Banyak sekali cara kerjanya dalam sel tubuh, termasuk untuk inflamasi atau infeksi yang disebabkan virus / bakteri, zinc akan membantu sehingga inflamasinya menjadi tidak tinggi,” urai dr. Tinuk.
Lebih jauh zinc terlibat dalam berbagai aspek sistem imun seperti penting untuk perkembangan normal dan fungsi sel yang menghasilkan imunitas bawaan, neutrophil dan sel NK (keduanya adalah bagian dari sel darah putih).
Penelitan pada sebagai antivirus
Peneliti telah lama mengetahui manfaat zinc untuk saluran napas. Menurut riset oleh Amit Kumar dan Yuichi Kubota dari Department of Neurosurgery, Tokyo Women’s Medical University, Jepang, suplementasi zinc berpotensi meningkatkan kekebalan antivirus, dan untuk memulihkan fungsi sel kekebalan yang berkurang atau untuk meningkatkan fungsi sel kekebalan yang normal, khususnya pada pasien yang mengalami gangguan kekebalan atau lansia.
Zinc juga dapat bertindak secara sinergis ketika diberikan bersama dengan terapi antivirus standar, seperti yang ditunjukkan pada pasien dengan hepatitis C, HIV, dan SARS-CoV-1.
Efektivitas zinc terhadap sejumlah spesies virus terutama diwujudkan melalui proses fisik, seperti penempelan virus, melindungi atau menstabilkan membran sel yang dapat berkontribusi untuk menghalangi masuknya virus ke dalam sel.
Di mana mendapatkan zinc?
Dr. Tinuk menjelaskan sejatinya kebutuhan zinc harian kecil – itu sebabnya disebut mikronutrien. Secara alamiah zinc banyak terdapat pada biji-bijian (biji wijen atau biji rami), daging sapi atau unggas, kuning telur, yogurt, keju, seafood (kepiting atau kerang).
“Kalau dari sumber makanan lebih aman, karena jika kebanyakan akan dibuang lewat feses. Kalaupun memerlukan konsumsi suplemen harus berdasarkan anjuran dokter,” katanya.
Satu hal yang perlu diperhatikan adalah walau zinc terbukti meningkatkan sistem imun dan memiliki aktivitas antivirus, bukan berarti hanya dengan mengonsumsi makanan sumber zinc Anda akan terhindar dari COVID-19. Tetap ikuti anjuran pemerintah dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. (jie)