Menggunakan masker menjadi salah satu pedoman pencegahan COVID-19. Tetapi bagaimana dengan tenaga kesehatan (nakes) yang berada di garis depan penanganan pandemi, haruskah mereka tetap harus memakai masker saat di rumah?
Pertanyaan ini muncul setelah sebuah riset di China (diterbitkan di BMJ Global Health, 28 Mei 2020) mengungkapkan bila menggunakan masker di rumah, walau semua anggota keluarga merasa sehat, bisa mengurangi risiko nakes menulari SARS-CoV-2 ke anggota keluarganya.
Dilansir dari Medscape, Jeanne Noble, MD, dokter perawatan darurat di University of California, San Francisco, menjelaskan “Memakai masker selama 10 jam (di rumah sakit) sudah menyebabkan ketidaknyamanan fisik, membuat luka di hidung sampai ke belakang telinga. Masalah emosional akibat ekspresi wajah yang terbatas akibat pemakaian masker dan menjaga jarak fisik, juga cukup nyata.”
Mengharuskan nakes memakai masker di rumah, imbuh Noble, akan menjadi beban yang berat, baik bagi nakes atau keluarganya.
Dalam riset yang dilakukan oleh Yu Wang, MD, dari Beijing Center for Disease Prevention and Control, diuraikan bila pemakaian masker efektif mencegah infeksi COVID-19 hingga 79%, sementara diinfektan 77%.
“Dengan kontak jarak dekat yang kerap di rumah risiko infeksi meningkat hingga 18 kali, dan diare naik hingga 4 kali,” tulis laporan tersebut.
Namun menurut analisis, memakai masker setelah timbulnya gejala tidak melindungi. Temuan tersebut mendukung "Penggunaan masker secara universal, dan memberikan panduan untuk mengurangi risiko bagi keluarga yang tinggal dengan seseorang di karantina atau isolasi, dan keluarga nakes yang mungkin menghadapi risiko berkelanjutan," tulis para peneliti.
Menanggapi hasil riset tersebut, Mark E. Rupp, MD, kepala divisi penyakit menular di University of Nebraska, AS, mengatakan, ”Saya pikir cara terbaik untuk nakes melindungi keluarga mereka adalah dengan sangat teliti menerapkan pencegahan infeksi di tempat kerja.”
Ia juga mengatakan bila memakai masker di dalam rumah akan mengganggu, merepotkan dan tidak praktis. Tetapi, saat berada di luar rumah, seluruh anggota keluarga harus saling melindungi dengan menerapkan social distancing, memakai masker dan menjaga kebersihan tangan.
“Saya berpikir adalah ide baik untuk selalu membawa masker cadangan bila sewaktu-waktu ada yang menunjukkan gejala di rumah, dan memakainya jika ada anggota keluarga yang jatuh sakit, setidaknya sampai terkonfirmasi oleh tes COVID-19,” kata Rupp. “Jika satu anggota keluarga sakit, masker dipakai oleh penderita dan mereka yang sehat, juga lakukan tindakan karantina rumah lainnya.”
Sementara itu Dr Noble lebih menyarankan pemakaian masker di rumah, terutama jika ada kerabat yang sudah tua atau anggota keluarga lain yang lebih rentan. Ini menjadi lebih realistis daripada penggunaan terus-menerus di rumah.
Jika ada anggota keluarga yang sakit, rekomendasi pencegahan termasuk memintanya tidur di kamar yang terpisah, menggunakan kamar mandi terpisah dan memakai masker saat berdekatan dengan anggota keluarga lainnya. Mereka juga perlu untuk menghindari berbagi makanan. (jie)