Sunat yang ‘gagal’ menjadi mimpi buruk tiap orang yang melakukan tindakan khitan. Sunat ulang diperlukan untuk mengoreksi penis yang ‘salah’ potong dan agar tidak mengganggu fungsi penis.
Sunat atau khitan merupakan salah satu tindakan bedah minor untuk menghilangkan / memotong sebagian kulit penutup (kulup) di kepala penis. Dalam bahasa medis tindakan ini disebut sirkumsisi (circumcision).
Tetapi kadang revisi penis harus dilakukan, baik pada anak-anak atau orang dewasa. Tindakan ini dimaksudkan untuk memperbaiki penis yang berbentuk tidak sempurna atau untuk membentuk penis sesuai standar / kaidah penis sehat.
Dalam prinsip sirkumsisi, kulit kulup harus terpotong mulai dari ujung hingga lingkaran di kepala penis. “Reparasi kadang harus dilakukan karena kegagalan saat melakukan sunat, atau karena alasan estetika,” terang dr. Encep Wahyudan, praktisi khitan dari Rumah Sunat dr. Mahdian, Jakarta
Kondisi ‘salah’ potong yang mengakibatkan kegagalan sunat (pada anak-anak) bisa berupa kulit kulup kurang banyak yang diambil saat prosedur sunat. Ini bisa terjadi akibat anak tidak kooperatif saat disunat.
Atau karena penis yang ‘tenggelam’ (buried penis). Penis terlihat kecil karena tertarik ke dalam akibat tubuh yang terlalu gemuk. Hal ini menyebabkan dokter lebih sulit untuk mengukur berapa banyak kulit yang harus dibuang. Dokter biasanya menyarankan pasien burried penis yang akan disunat mendapat bius total. Selanjutnya, dokter akan menyunat dan menerapkan teknik recovery supaya penis tidak kembali tenggelam.
Pada bentuk penis yang miring risiko terjadi kegagalan pun tinggi. Kondisi ini juga menyulitkan petugas medis yang melakukan prosedur sunat. Sedangkan pada orang dewasa, sunat yang gagal dapat mengganggu penis saat ereksi, buang air kecil, dan ketika melakukan hubungan seksual.
“Sebaiknya datang ke klinik dan konsultasikan dengan dokternya. Dokter akan melihat anatomi penis. Sebagian besar kasus pada dewasa adalah karena masalah estetika karena dulu saat ia disunat – saat anak-anak- menggunakan teknik tradisional,” tambah dr. Encep dalam seminar online berjudul Sunat Di Rumah Di Ere New Normal, beberapa waktu lalu.
Dalam beberapa kasus, tukas dr. Encep, mungkin hanya perlu dijahit ulang, atau merapihkan bentuk penis. Kasus lain bisa disebabkan karena terlalu banyak kulit yang diambil, sehingga mengganggu ketika ereksi (menjadi sakit).
Teknik revisi penis bisa menggunakan laser, klem, stapler atau bedah konvensional, tergantung pada keadaan penis atau keadaan kulit penisnya. (jie)
Baca juga : Kondisi Medis Ini Mengharuskan Anak Disunat Saat New Normal, Sunat Bisa Di Rumah Saja