Salah satu cara mencegah infeksi virus, termasuk virus corona, adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh. Masyarakat kita mengenal minuman herbal atau jamu efektif meningkatkan daya tahan tubuh. Gara-gara ini pula rempah-rempah seperti jahe, kunyit, temulawak dan serai banyak diburu, dan harganya pun naik.
Kecepatan penyebaran virus corona yang sangat tinggi membuat masyarakat panik. Setelah harga masker dan cairan antiseptik melambung. Giliran rempah-rempah di pasar tradisional yang terkena dampaknya.
Jahe merah sempat dikabarkan yang awalnya Rp 45 ribu per kilogram naik menjadi Rp 60 ribu per kilogram. Temulawak naik dari Rp10 ribu menjadi Rp50 ribu per kilogram. Bahkan harga bawang bombai pun ikut melonjak dari Rp20 ribu-Rp30 ribu menjadi Rp180 ribu per kilogram.
Sebenarnya terdapat salah kaprah tentang pemakaian jamu/herbal untuk menangkal COVID-19. Emilia Achmadi, MS, RDN (Registed Dietitian Nutritionists), ahli nutrisi dan pencegahan penyakit menjelaskan tumbuhan herbal mengandung zat-zat alami yang kaya antioksidan yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh.
Herbal bisa efektif untuk mencegah penyakit, termasuk infeksi virus, bukan untuk mengobati kalau sudah sakit. Selain itu, meningkatkan daya tahan tubuh harus dilakukan secara keseluruhan, termasuk memperbaiki pola makan dan istirahat, serta olahraga.
“Penting untuk membuat diri kita aktif (bergerak),” tambahnya. “Konsumsi herbal secara rutin bisa untuk melengkapi atau menyempurnakan apa yang sudah dilakukan. Tidak bisa hanya dengan konsumsi herbal saja. ”
Bila minum herbal terlindung dari virus corona?
Herbal pada dasarnya mengandung antioksidan, beberapa tumbuhan seperti jahe, jinten hitam, dan temulawak diketahui memiliki manfaat sebagai imunomodulator, alias bisa mengatur / meningkatkan sistem imun.
“Herbal akan efektif bila dikonsumsi rutin, misalnya dua kali sehari, tiap pagi dan sore hari setelah makan,” papar Emilia.
Penting untuk mengurangi – bila belum bisa berhenti – merokok. Asap rokok membuat sistem pertahanan tubuh di saluran napas lebih gampang terinfeksi kuman (bakteri, virus, jamur, dll).
“Paru-paru perokok memroduksi lebih banyak lendir. Lendir adalah bagian dari mekanisme pertahanan di paru-paru dari efek radikal bebas asap rokok. Padahal, lendir merupakan lahan subur untuk virus tumbuh,” katanya.
Bagaimana meracik herbal sendiri di rumah?
Lebih disarankan untuk memilih tanaman herbal segar yang kandungan zat aktifnya masih tinggi. Proses penyimpanan di dalam lemari es hanya bisa mempertahankan kandungan zat aktif tersebut maksimal 5-6 hari.
“Jadi aksi memborong jahe atau kunyit itu selain merugikan orang lain (yang juga mencari rempah-rempah), juga merugikan diri sendiri. Herbal yang disimpan lama, apalagi sudah kering, kandungan antioksidannya juga berkurang,” papar Emilia.
Minuman herbal tersebut bisa dicampur dengan smoothie buah-buahan agar rasa dan aromanya lebih segar/enak. Bisa diminum anak-anak atau orang dewasa.
“Kalau untuk anak-anak jahenya bisa dikurangi sedikit karena rasanya pedas,” imbuh Emilia. “Yang tidak kalah penting adalah media penyimpanannya. Usahakan simpan dalam wadah yang tidak tembus pandang. Karena sinar matahari bisa mempengaruhi kadar antioksidan di dalam minuman tersebut.”
Untuk membuat minuman herbal yang tinggi antioksidan, langkah-langkah berikut bisa Anda lakukan:
- Potong jahe dan / atau kunyit sebesar ibu jari (kulitnya boleh dikupas, bisa juga tidak).
- Geprek jahe dan / atau kunyit hingga mengeluarkan cairan.
- Masukkan jahe dan / atau kunyit yang sudah digeprek ke dalam air panas (tidak mendidih).
- Tambahkan setengah sendok makan madu.
- Tunggu selama 4 menit, dan siap dikonsumsi. (jie)