Penyebab henti jantung mendadak bukan cuma karena serangan jantung. "Serangan jantung hanya satu penyebab. Banyak lagi penyebab lain,” ujar Ketua Terpilih PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia) dr. Radityo Prakoso, Sp.Jp(K), FIHA, kepada OTC Digest.
Serangan jantung terjadi karena pembuluh darah koroner yang berfungsi mengalirkan darah ke jantung, tersumbat. Akhirnya darah tidak bisa masuk ke jantung. Sebagai organ yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh, jantung pun kolaps begitu tidak mendapat pasokan darah. Terjadilah serangan jantung atau infark miokard, yang kerap ditandai dengan nyeri dada. Sumbatan yang terjadi bisa penuh, bisa pula parsial/sebagian.
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab utama serangan jantung. Namun seperti telah disebutkan, serangan jantung bukan satu-satunya penyebab henti jantung mendadak. Berikut ini beberapa penyebab henti jantung mendadak yang bisa menyebabkan kematian, seperti disebutkan oleh dr. Radityo.
Penyebab henti jantung mendadak selain serangan jantung
Penyakit jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan/kongenital merupakan kelainan bawaan yang paling banyak terjadi. Anak dengan kondisi ini terlahir dengan struktur jantung yang tidak normal. Kelainan bisa saja terjadi di dinding jantung, katup jantung, dan/atau arteri dan vena di sekitar jantung. Kondisi-kondisi tersebut bisa mengganggu aliran darah menuju jantung. Darah bisa melambat, mengalir ke tempat/arah yang salah, atau tersumbat penuh. Umumnya, penyakit jantung bawaan tidak memerlukan pengobatan. Namun pada kasus tertentu, bisa dilakukan operasi, kateterisasi, atau transplantasi jantung, untuk mengoreksi kelainan jantung.
Penyakit katup jantung. Jantung memiliki 4 katup, yang berfungsi sebagai pintu satu arah. Tugasnya, menjaga aliran darah antar ruangan jantung (katup triskupid dan katup mitral), serta jantung keluar (ke paru-paru: katup pulmoner, ke aorta: katup aorta). Gangguan pada salah satu atau lebih dari empat katup ini bisa membuat darah sulit mengalir sesuai alurnya, atau malah berbalik arah. Penyakit katup jantung bisa muncul sejak lahir sebagai penyakit jantung bawaan, bisa pula muncul saat dewasa/didapat. Penyebab penyakit katup jantung yang didapat antara lain penuaan, hipertensi, gagal jantung, demam rematik, dan kardiomiopati.
Kelainan otot jantung. Kelainan otot jantung atau kardiomiopati adalah kelainan pada miokardium (otot jantung), baik secara struktur maupun fungsi. Kelainan ini bisa disebabkan oleh kondisi genetik, infeksi, penyakit tiroid, obesitas, diabetes, hingga konsumsi alcohol berlebihan dan penyalahgunaan obat. Kardiomiopati bisa mengenai usia muda. Mereka dengan riwayat gagal jantung di keluarga perlu lebih waspada.
Kelainan listrik jantung. Kelainan listrik jantung terjadi karena terjadi gangguan pada impuls listrik yang bertugas mengatur detak jantung. Terjadilah artimia, atau gangguan irama jantung. Jantung bisa berdetak lebih cepat, lebih lambat, dan/atau tidak teratur. Konsumsi alkohol berlebih, penggunaan obat-obat tertentu (termasuk di antaranya obat batuk dan pilek), rokok, dan penggunaan narkoba bisa memicu kelainan listrik jantung.
Seperti halnya PJK, kelainan-kelainan di atas juga bisa tidak disadari. Tahu-tahu, terjadi serangan jantung. “Semua kelainan tadi bisa dideteksi dengan medical check-up,” tegas dr. Radityo, yang juga Ketua Komisi Kegawatdaruratan Kardiovaskular PP-PERKI.
Karenanya, penting melakukan medical check-up, terutama sejak usia 40 tahun. “Lakukanlah secara rutin 1 tahun sekali,” imbuh dr. Radityo. Lebih baik mendeteksi kelainan secara dini, daripada menyesal belakangan. (nid)
____________________________________________