Tahukah Anda bila di dalam sikat gigi yang Anda pakai sehari-hari mungkin mengandung lebih dari 100 juta bakteri, termasuk E.coli dan Staphylococcus (Staph), menurut peneliti dari University of Manchester, Inggris.
Fakta lain yang mengejutkan adalah, peneliti dari University of Alabama, di Birmingham, Inggris, menemukan adanya bakteri yang biasa hidup dalam feses (tinja) dalam sikat gigi kita.
Kontaminasi sikat gigi dengan bakteri dan kuman dapat terjadi setelah penggunaan awal, dan meningkat dengan penggunaan berulang. Bakteri bisa berasal dari plak di dalam mulut dan lingkungan (kamar mandi), tangan, kontaminasi aerosol dan wadah penyimpanan.
Riset oleh Caudry SD, Klitorinos A, dan Chan EC (Journal of the Canadian Dental Association 1995) menyatakan, bakteri yang menempel, menumpuk dan bertahan hidup pada sikat gigi dapat menular ke individu, dan menyebabkan penyakit.
Dari sana kita perlu merawat sikat gigi agar tidak menjadi sarang kuman yang membahayakan kesehatan.
Bagaimana merawat sikat gigi?
Sikat gigi adalah barang pribadi yang selalu ada di kamar mandi. Menurut drg. Ratu Mirah Afifah GCClinDent., MDSc, Head of Professional Relationship Oral Care, PT Unilever Indonesia, sikat gigi perlu dirawat agar penggunaannya lebih lama dan tidak berpotensi menyebarkan penyakit. Berikut beberapa tips:
- Bilas sikat gigi dengan air bersih setelah digunakan. Setelah itu letakkan sikat gigi dengan posisi berdiri agar cepat kering. Bila meletakkan sikat gigi di suatu tempat, beri jarak antara sikat gigi satu dengan yang lain. Dan jangan meletakkan saling berhadapan antarsikat gigi. Ini menghindarkan pertukaran bakteri.
- Simpan dalam wadah kering, atau simpan sikat gigi pada kontainer yang memiliki lubang udara. Sikat gigi yang disimpan dalam wadah tertutup dan lembab dapat mendorong bakteri berkembang biak.
- Mengganti sikat gigi ketika Anda sedang mengalami flu, radang tenggorokan atau infeksi rongga mulut. Ini dimaksudkan untuk meminimalkan pertukaran bakteri/virus pada orang lain lewat sikat gigi.
- Jangan pernah menggunakan sikat gigi bersama-sama. Penggunaan sikat gigi besama-sama dapat menyebabkan pertukaran cairan tubuh, atau mikroorganisme antarpengguna. Lebih lanjut, dapat meningkatkan risiko infeksi pada mereka yang sistem imunnya lemah.
- Tidak perlu menyikat gigi dengan terlalu keras. Gosokkan lebut pun dapat menghilangkan plak. Cara ini juga efektif membuat bulu sikat gigi tidak cepat rusak/mengembang. Jika Anda terbiasa menggenggam sikat gigi dengan kelima jari, untuk mengurangi kekuatan saat menggosok, cobalah hanya menggunakan jari telunjuk dan jari tengah (tentunya dengan jempol sebagai pengunci).
- Jika bulu sikat gigi sudah mulai menggembang, gantilah tidak perlu menunggu lama. Bulu sikat yang rusak sudah tidak lagi efektif membersihkan rongga mulut. Atau lakukan pergantian sikat gigi per tiga bulan. Ini didasari kebiasaan menyikat gigi masyarakat Indonesia yang menggosok dengan tekanan keras. (jie)