Berdasarkan penelitian, astaxanthin bisa mencegah penyakit kardiovaskular. Pada penyakit yang berhubungan dengan radikal bebas, seperti diabetes, jantung dan stroke menyimpulkan, astaxanthin mampu melindungi mitokondria (bagian sel yang melakukan fungsi respirasi) dan menghalangi inflamasi, juga mencegah matinya sel (anti apoptosis).
Antioksidan yang antra lain terdapat pada buah warna merah ini bekerja dalam dua jalur utama: pencegahan dan pengobatan. Pada pencegahan penyakit, astaxanthin meningkatkan sistem imun tubuh. Ditunjukkan dengan kulit yang lebih cerah, kenyal dan lebih awet muda. Setidaknya ada 4 penyakit yang disebabkan inflamasi sel, yang bisa dikoreksi dengan astaxanthin: diabetes 2, penyakit penurunan fungsi saraf, penyakit kardiovaskular, penyakit autoimun dan penyakit pada sistem pencernaan.
Penelitian juga menunjukkan manfaat astaxanthin dalam membantu menurunkan sindrom mata lelah, melancarkan pembuluh darah kapiler, meningkatkan kesuburan, meningkatkan kekuatan dan penyembuhan otot. “Astaxanthin memiliki 2 gugus hydroxyl yang mengikat membran sel, dan berperan sebagai antioksidan yang kuat,” ujar Vincent Wood, MRes, PhD, General Manager Fuji Chemical Group AstaReal Co., Ltd
Astaxanthin bisa mencegah penyakit kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit yang disebabkan gangguan pembuluh darah, seperti darah tinggi, kolesterol tinggi, jantung dan stroke. Kejadiannya semakin banyak, dan sekarang mulai menyerang mereka yang berusia 30-an tahun. Ini karena kebiasaan mengonsumsi makanan olahan, makanan cepat saji, konsumsi alkohol dan rokok, serta kurang gerak. Proses oksidasi lemak menyebabkan inflamasi makrofag (jenis sel darah putih yang membersihkan tubuh dari partikel mikro seperti sel-sel mati sampai bakteri). Lemak menumpuk di pembuluh darah dan terbentuklah plak. Makin banyak plak menumpuk dapat menyumbat pembuluh darah.
Astaxanthin meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL/high density lipoprotein), mengurangi kerusakan biomolekul sel lemak, menurunkan kadar trigliserida, mengurangi inflamasi makrofag sehingga pembentukan plak terhambat, mencegah terjadinya pecah plak (berisiko menyumbat pembuluh darah). Manfaat akhirnya adalah meningkatkan kekuatan pembuluh darah, menurunkan tekanan darah dan meningkatnya aliran darah.
Pada kasus diabetes tipe 2, menurut Prof. Dr. dr. Askandar Tjokroprawiro, Sp.PD-KEMD, FINASIM, Ketua Pusat Diabetes & Nutrisi RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, “Antioksidan mencegah/menghalangi AGE (advance glycosylated endproduct, hasil akhir proses metabolisme) agar tidak merusak pembuluh darah. “AGE menyebabkan kematian sel, sampai penyempitan pembuluh darah,” terangnya.
Astaxanthin dapat digunakan sebagai terapi ajuvan (pendamping) pada penderita diabetes melitus (DM) tipe 2, yang sudah memiliki komplikasi. Cara kerjanya dengan memperbaiki fungsi pankreas. Kemudian memperbaiki organ-organ yang mengalami inflamasi seperti lever, ginjal dan pembuluh darah di mata. Juga menormalkan sel darah putih, sehingga mengembalikan fungsi imun seperti semula.
Penelitian dr. Kung-Chi Chan dari Providence University, Taiwan, pada 103 penderita DM tipe 2, pemberian astaxanthin selama 8 minggu signifikan menurunkan biomarker-biomarker DM tipe 2, seperti kadar gula darah puasa, level HbA1c (kondisi gula darah selama 3 bulan) dan inflamasi sitokin (protein dalam sel). Dalam bentuk suplemen, konsumsi astaxanthin yang dianjurkan adalah 6-12mg/hari. (jie)
___________________________________________
Ilustrasi: Background photo created by jcomp - www.freepik.com