1001 kebaikan susu bisa melengkapi nutrisi harian kita. Susu, selain juga madu, adalah minuman yang minuman yang disebut-sebut dalam kitab suci (Al-Quran dan Injil). Tentu bukan tanpa alasan, mengapa minuman lezat ini begitu dimuliakan. “Susu mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Saya termasuk dokter yang percaya bahwa susu dibutuhkan oleh semua golongan usia,” tutur Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MS, Sp.GK, dokter spesialis gizi dari FKUI/RSCM, Jakarta.
Secara umum, zat gizi atau nutrisi terbagi menjadi dua: makronutrien yang meliputi karbohidrat, protein dan lemak, serta mikronutrien yang mencakup vitamin dan mineral. Susu mengandung zat-zat gizi tersebut; itu sebabnya, susu disebut sebagai penyempurna dalam jargon 4 sehat 5 sempurna. Singkatnya, susu melengkapi nutrisi dari makanan yang kita konsumsi.
1001 kebaikan susu
Tidak semua vitamin dan mineral ada dalam susu; ‘spesialisasi’ susu mengarah ke kesehatan tulang. Mineral utama yang terkandung dalam susu yakni kalsium sebagai zat utama pembentukan tulang, dan vitamin yang paling dominan dalam susu yakni vitamin D, yang membantu penyerapan kalsium ke tulang. “Anak dan remaja membutuhkan susu untuk pertumbuhan tulang, sedangkan orang dewasa dan lanjut usia (lansia) membutuhkannya untuk menjaga kepadatan tulang,” ujar Dr. dr. Fiastuti. Ia menambahkan, susu adalah sumber kalsium terbaik karena lebih mudah diserap tubuh.
Protein dan asam amino esensial (zat pembentuk protein) dalam susu, membantu pertumbuhan anak dan mengganti sel-sel yang rusak. Pada dewasa, zat ini dibutuhkan untuk mengganti sel-sel yang rusak. Susu juga mengandung asam lemak esensial, yang tidak bisa dibentuk oleh tubuh. Zat ini baik untuk kesehatan jantung. Dengan berbagai manfaatnya, tak berlebihan jika dikatakan ada 1001 kebaikan susu.
Anak usia >2 tahun bisa mengonsumsi 3-4 gelas susu/hari. Adapun remaja, dewasa dan lansia, cukup 1-2 helas/hari. Namun faktanya di Indonesia, konsumsi susu hanya 13,47 l/kapita/tahun; paling rendah di kawasan ASEAN. Bila dihitung, 1 liter susu = 4 gelas; maka konsumsi kita hanya 52 gelas/kapita/tahun, atau rerata 4 gelas/bulan, dan 1 gelas/minggu. Padahal bila minimal 1 gelas/hari, maka seharusnya konsumsi susu minimal mencapai 365 gelas/tahun. Kita bahkan kalah dari negara tetangga Filipina (14,76 l/kapita/tahun) dan Vietnam (20,07 l/kapita/tahun).
Salah satu alasan rendahnya konsumsi susu di Indonesia, kita belum terlalu menyadari pentingnya susu. “Kebanyakan orang lebih senang beli rokok, atau membelikan anak snack daripada beli susu,” ucap Dr. dr. Fiastuti. Susu juga masih dianggap mahal, bila dibandingkan dengan daya beli masyarakat. Ada benarnya, tapi toh, ada juga susu yang murah. Susu bubuk relatif lebih ekonomis ketimbang susu cair, namun harus diperhatikan takarannya. “Harus sesuai dengan anjuran pada kemasan, agar nutrisi yang kita dapatkan optimal,” imbuhnya.
Susu untuk yang sedang diet
Susu sull cream mengandung 4% lemak. Bagi orang dewasa yang sedang berdiet atau ingin menjaga kelangsingan tubuh, bisa pilih susu low fat. Kandungan lemaknya hanya setengah dari susu full cream. Atau, susu skim yang lemaknya lebih sedikit lagi: 1%. “Susu tidak akan membuat gemuk; tergantung pilihan kita,” tandas Dr. dr. Fiastuti. (nid)
____________________________________________