Penderita kanker kolorektal kerap terlambat diagnosa, sehingga sudah pada stadium lanjut. Pengobatan pada stadium lanjut kerap tidak memberikan hasil yang diinginkan. Studi mengatakan, terapi target mampu meningkatkan harapan hidup penderita kanker kolorektal stadium lanjut.
Sebagian besar kanker kolorektal mengenai mereka yang berusia >50 tahun. Mekanisme ini bisa terjadi secara alamiah – disebut proses aging-, sehingga pada dasarnya setiap orang memiliki ‘bibit’ sel kanker. Saat kekebalan tubuh seseorang tinggi (biasanya pada mereka yang lebih muda), sel –sel kanker akan dihancurkan dan dicegah sehingga tidak bertambah banyak dan membentuk tumor. Sementara pada mereka yang sudah sepuh, proses ini tak sebaik dulu. Sel kanker lebih gampang menyebar.
Menurut dr. Ibrahim Basir, Sp.B-KBD dari IKABDI Jaya, pembedahan merupakan tindakan yang paling umum dengan membuang sel-sel kanker dari usus besar atau rektum. Efektif saat tumor belum menyebar luas. Namun, kadang pembedahan tidak memungkinkan dilakukan, dokter menyarankan dilakukan kemoterapi.
Dimaksudkan untuk menghancurkan sel-sel kanker dengan merusak kemampuan perkembangbiakan sel kanker. Pada beberapa kasus, kemoterapi diperlukan untuk memastikan kanker telah hilang dan tidak akan muncul lagi. Radioterapi dipakai sebagai terapi pada tumor yang berada di daerah rektum.
“Keduanya juga digunakan sebagai terapi, baik sebelum atau sesudah operasi pembedahan. Bila dilakukan setelah operasi, maka untuk membunuh sisa sel kanker yang telah menyebar dari lokasi utama. Sedangkan bila kemoterapi atau radioterapi sebelum operasi diberikan, tujuannya untuk menyusutkan massa tumor sehingga lebih mudah diangkat,” papar dr. Ibrahim.
Kemoterapi oral dan target
Pada penderita kanker kolorektal stadium lanjut, pengobatan menggunakan kemoterapi atau terapi target. Salah satu bentuk terapi target baru yakni kemoterapi oral mampu mengurangi risiko kematian pada stadium lanjut.
European Society For Medical Oncology (ESMO) dan National Comprehensive Cancer Network (NCCN) mengeluarkan panduan bila pengobatan pada lini 1 dan 2 tidak berhasil dengan baik, pada pasien kanker kolorektal stadium lanjut akan dilakukan terapi paliatif.
Terapi tersebut mencakup terapi target, pemberian obat atau substansi yang dapat menghambat pertumbuhan dan penyebaran kanker dengan cara menghambat molekul spesifik yang terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangan tumor.
Penelitian CORRECT (Colorectal cancer treated with regorafenib or placebo after failure of standard therapy) menunjukkan obat kemoterapi oral (regorafenib) mampu menekan risiko kematian sebanyak 23 %.
Baca juga : Biopsi Sebabkan Tumor Kanker Menyebar, Begini Pendapat Ahli
Saat ini salah satu terapi kanker yang sangat berkembang adalah terapi target, di mana penghambat kinase merupakan kelas terbesar yang diteliti. Kinase merupakan sejenis enzim yang mengiris gugus fosfat dari molekul donor menjadi suatu subtrat spesifik.
Banyak penghambat kinase hanya bekerja pada 1 target. Tetapi kanker masih dapat meloloskan diri dengan hanya 1 penghambat kinase, salah satunya dengan cara mengaktifkan kinase pengganti dari kinase yang menjadi target obat atau mengaktifkan mutasi di bagian bawah jalur obat. Akibatnya terjadi resistensi terhadap obat penghambat kinase-nya
Obat jenis regorafenib merupakan terapi target yang bekerja menghambat beberapa target kinase. Riset menyatakan regorafenib yang digunakan sebagai terapi oral tunggal pada populasi Asia mengurangi risiko kematian sampai 45 %.
Tujuan pengobatan ini adalah untuk meningkatkan kelangsungan hidup sambil mempertahankan kualitas hidup sebaik mungkin. (jie)