Kita mengenal banyak ragam kacang-kacangan, sebut saja kacang tanah, kacang mede, kapri, kedelai, kacang panjang, pistachio, semuanya enak disantap. Satu lagi dari keluarga kacang-kacangan yang terkenal di negara barat namun tidak sepopuler saudara-saudaranya di Indonesia, yakni kacang polong (Pisum sativum L.).
Pada masakan western kacang polong atau Peas biasa disantap menjadi salad, sup, sayuran atau dijadikan bahan tepung. Makanan ini menjadi salah satu makanan favorit di luar negeri karena rasanya yang manis. Di balik enaknya rasa, kacang polong juga kaya gizi.
Tanaman yang aslinya dari pegunungan Himalaya dan bagian Utara sampai Barat India ini kaya akan karbohidrat kompleks dan protein. Menurut studi oleh Dahl W.J dan Tyler R.T., manfaat kesehatan si polong berada di balik tingginya konsentrasi kanji, protein, serat, vitamin, mineral dan fitokimianya.
Serat dari kulit bijinya membantu fungsi pencernaan dan sekaligus mengurangi kemampuan mencerna kanji kacang polong. Amilosa (kanji yang sulit dicerna) berkontribusi menurunkan indeks glikemik. Artinya membuat kadar gula darah tidak melonjak dengan cepat.
Protein kacang polong saat dicerna akan menghasilkan peptida-peptida (ikatan-ikatan asam amino; asam amino adalah bagian terkecil penyusun protein) seperti enzim yang berperan melemaskan pembuluh darah dan bersifat antioksidan.
Mengandung pula beragam fitokimia (senyawa kimia tumbuhan). Pada warna bijinya terdeteksi mengandung saponin yang memiliki aktivitas menstabilkan kolesterol darah dan antikarsinogenik. Riset ini dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition 2012.
Beragam riset menunjukkan setidaknya ada 6 alasan kenapa kita perlu menambahkan kacang polong di piring makan:
1. Menurut data USDA (United States Department of Agriculture) National Nutrient dalam 100 gram kacang polong hijau mentah terkandung energi sebesar 81 kkal, tapi tanpa kolesterol. Dibandingkan ‘saudaranya’ sesama kacang, kalori dalam kacang polong lebih rendah. Memiliki karbohidrat sebanyak 14,45 gram, serat 5,1 gram, protein 5,42 gram dan lemak 0,4 gram.
2. Menurut Umesh Rudrappa, ahli nutrisi dari Delhi, India dalam website-nya (www.nutrition-and-you.com) kandungan vitamin C dalam kacang polong tergolong tinggi, yakni 40 mg atau memenuhi 67% kebutuhan vitamin C harian.
3. Selain itu juga kaya akan fitosterol, utamanya ß-sitosterol. Berbagai penelitian sejak tahun 1950-an telah membuktikan bawah sayur, buah dan sereal yang kaya fitosterol dapat membantu menurunkan kolesterol dalam darah. Fitosterol merupakan bahan alami yang biasanya terdapat dalam tumbuhan, memiliki rantai terbuka sehingga bisa mengikat kolesterol jahat dan membawanya ke luar pembuluh darah.
4. Tanaman ini pun kaya vitamin K, yakni 24,8 μg per 100 gram, atau sekitar 21 % dari total kebutuhan harian. Vitamin ini berperan vital untuk sintesis beberapa protein termasuk dalam pembekuan darah. Disebut juga vitamin koagulasi, vitamin ini bertugas menjaga konsitensi aliran darah dan membekukannya saat diperlukan. Vitamin yang larut dalam lemak ini juga berperan penting dalam pembentukan tulang dan pemeliharaan ginjal.
5. Kacang polong dikenal tinggi flavonoid (bersifat antioksidan) dari kelompok karoten, lutein, zeaxanthin dan vitamin A (dalam 100 gram mengandung 765 IU atau 25,5% dari kebutuhan harian). Vitamin A adalah nutrisi esensial yang dibutuhkan untuk mempertahankan kesehatan membrane, kulit dan mata.
Zeaxanthin dan lutein merupakan salah satu jenis senyawa yang banyak ditemukan di makula (bagian tengah retina) mata. Kedua jenis zat biokatif tersebut bekerja sama mempertahankan kesehatan dan memfilter cahaya dari luar.
Seiring pertambahan usia, kondisi zeaxanthin dan lutein akan berkurang dan menyebabkan gangguan penglihatan. Karena itulah dibutuhkan asupan zeaxanthin yang cukup.Tambahannya, konsumsi makanan tinggi flavonoid memberi proteksi dari kanker paru-paru dan mulut.
6. Dalam penelitian yang diadakan di Mexico City, Mexico, konsumsi kacang polong dan kacang-kacangan jenis lain menurunkan risiko kanker lambung, terutama saat kacang ini dikonsumsi lebih dari 2 mg per hari.
Sebagai gambaran, dalam satu mangkuk (± 220 gram) kacang polong terkandung setidaknya 10 mg coumestrol. Ini adalah salah satu antioksidan dalam kacang polong yang diketahui berperan menghambat perkembangan tumor di lambung.
Studi yang dilakukan oleh Hernandez-Ramirez RU, dkk., ini dilakukan pada 257 partisipan yang memiliki riwayat kanker lambung dan 478 orang sebagai kelompok kontrol (pembanding). Riset yang dipublikasikan dalam International Journal of Cancer tahun 2009 ini melihat risiko kanker lambung turun hingga separuh. (jie)