Diabetes sudah menjadi masalah di seluruh dunia. Data dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2019 menyatakan setidaknya 352 juta jiwa di seluruh dunia menderita diabetes. Dan 1,3 juta kematian di seluruh dunia berhubungan dengan diabetes, salah satunya akibat serangan jantung.
IDF juga menyatakan Indonesia termasuk negara ke tujuh dengan penderita diabetes terbanyak di dunia, Sekitar 10,7 juta orang Indonesia usia 20-79 tahun terdiagnosa diabetes. Data juga menyatakan 73% (2 dari 3) orang Indonesia tidak mengetahui bila menderita diabetes.
Di sinilah pentingya penderita diabetes untuk memiliki gula darah yang terkontrol; dengan perubahan gaya hidup dan terapi obat. Terapi obat yang sesuai dibutuhkan untuk mengurangi keburukan sekaligus meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes.
Baca : Lawan Diabetes Mulai Dari Keluarga
Berdasarkan panduan pengobatan tahun 2009 yang dikeluarkan oleh NICE (National Institute for Health and Care Exellence), penderita DM baru dengan obesitas disarankan melakukan perubahan gaya hidup dan konsumsi obat (metformin) untuk mengurangi berat badan. Sebaliknya, jika pasien tergolong non-obese diberi terapi obat golongan sulfonilurea beserta perubahan gaya hidup.
Menurut Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, SpPD-KEMD, dari FKUI, pengobatan yang teratur dalam dosis yang tepat, dapat memperlambat komplikasi kerusakan organ, terutama melindungi fungsi kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Ini adalah upaya pencegahan serangan jantung pada pasien diabetes.
Sebuah riset oleh peneliti dari United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) mengikuti 4209 penderita DM tipe 2 selama 10 tahun mendapati metformin menurunan risiko kejadian serangan jantung hingga 33%, dan kematian hingga 21%. Sementara risiko diabetes berkurang hingga 21%.
“Demikian pula pada kelompok yang diberikan sulfonilurea / insulin, risiko diabetes turun 9%, serangan jantung berkurang 15% dan kematian 13%,” papar Prof. Sidar.
Obat diabetes metformin dan sulfonilurea memiliki sejarah panjang menurunkan kadar gula rata-rata antara 5-2%, sedangkan insulin sekitar 3,5%.
Metformin adalah obat antidiabetes oral pilihan pertama untuk penderita DM tipe 2, khususnya untuk yang kelebihan berat badan, serta penderita diabetes dengan fungsi ginjal normal.
Metformin digunakan untuk penderita diabetes yang terdiagnosis setelah dewasa. Obat ini dapat digunakan sebagai terapi kombinasi pada penderita yang tidak responsif pada terapi tunggal sulfonilurea.
Obat antidiabetes lini kedua adalah golongan sulfonilurea, seperti glimepiride, glibenclamide, glipizide dan gliclazide. Obat golongan sulfonilurea bekerja menstimulasi sel beta-pankreas, untuk memproduksi lebih banyak insulin.
Beberapa jenis obat antidiabetes lain antara lain golongan thiazolidinediones, golongan meglitinide, obat penghambat (inhibitor) DPP-4, insulin, dll. (jie)