Mendengar kata ‘kanker’ siapa yang tidak takut. Kanker tidak hanya “meruntuhkan dunia” mereka yang divonis, tetapi juga orang-orang terdekatnya. Namun, peneliti menyatakan terdapat satu cara mencegah kanker, atau meningkatkan harapan kesembuhan pasien kanker, yakni dengan olahraga.
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar)2018 menyatakan terjadi kenaikan angka kanker di Indonesia, yakni 1.4 per 1000 penduduk pada 2013, menjadi 1.79 per 1000 penduduk.
Dalam sebuah panduan tatalaksana kanker terbaru, dokter diminta untuk “meresepkan” olahraga dalam upaya mengurangi risiko kanker, atau meningkatkan hasil pengobatan dan kualitas hidup penderita kanker.
Kathryn Schmitz, profesor kesehatan publik dengan spesialisasi kanker di Penn State University, AS, bersama ahli lain dari American College of Sports Medicine, American Cancer Society dan 15 kelompok lainnya menyusun panduan baru.
Mereka me nyarankan olahraga bisa membantu pencegahan kanker payudara, kandung kemih, kolon, paru-paru, ginjal, lambung dan kanker rahim.
Olahraga disebutkan pula mampu memperbaiki tingkat kelangsungan hidup (survival rate) pasien kanker payudara, kolon dan prostat. Juga mengurangi efek samping pengobatan kanker.
Seberapa sering olahraga?
Para peneliti merekomendasikan penderita kanker setidaknya melakukan 30 menit aktivitas aerobik intensitas sedang, tiga kali seminggu, dan melakukan latihan kekuatan (seperti angkat beban) 2-3 kali seminggu.
Dalam hal pencegahan kanker, pedoman aktivitas fisik yang direkomendasikan adalah setidaknya 150 menit olahraga intensitas sedang, atau 75 menit olahraga intensitas berat dalam seminggu.
Kenapa olahraga berpengaruh ?
Alpa Patel, peneliti senior dari the American Cancer Society, yang tim penyusun panduan baru tersebut menjelaskan olahraga mengurangi inflamasi, membantu mengatur gula darah dan hormon sex, serta meningkatkan metabolisme dan daya tahan tubuh.
"Tergantung pada kanker tertentu, satu atau lebih dari mekanisme itu mungkin lebih penting daripada yang lain," katanya. "Misalnya, untuk kanker payudara, manfaat olahraga benar-benar didorong melalui dampaknya pada hormon seks."
“Itu juga berpengaruh pada risiko atau pertumbuhan kanker melalui pengurangan berat badan (obesitas) yang adalah faktor risiko banyak kanker,” tambah dr. Crystal Denlinger, onkologis di the Fox Chase Cancer Center, Philadelphia, AS. (jie)