Kismis, jika ditilik dari bentuknya adalah buah yang buruk rupa. Ya itu dikarenakan kismis adalah anggur yang sudah dikeringkan hingga menyisakan kadar air 15-18%. Sebagai buah atau makanan yang memiliki sejarah panjang, kismis diakui memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Beberapa manfaat kismis yang diketahui adalah untuk kesehatan mulut dan gigi, serta tulang. Walau berasa manis dan lengket, kismis memiliki senyawa pelawan bakteri gigi.
Kandungan antioksidan pada kismis, yakni asam oleanolic, mampu menghambat pertumbuhan dua spesies bakteri di mulut; Streptococcus mutans penyebab timbulnya plak dan kerusakan gigi, serta Porphyromonas gingivalis, penyebab penyakit radang gusi. Senyawa ini efektif melawan bakteri pada konsentrasi 200 - 1.000 mikrogram per mililiter.
Menurut Christine D. Wu, profesor dan peneliti dari University of Illinois, Amerika Serikat, asam oleanolic juga menghadang pelekatan bakteri S. mutans pada permukaan gigi. Ini artinya mencegah bakteri untuk membentuk plak, lapisan biofilm lengket yang terdiri dari bakteri oral yang terakumulasi pada gigi.
Dalam penelitian sebelumnya oleh Dr. Shahrbanoo Fadavi (juga dari University of Illinois, Amerika Serikat) , diketahui dengan menambahkan kismis di mangkuk sereal anak-anak, tidak meningkatkan keasaman di plak gigi.
Melindungi tulang
Berbagai studi memaparkan bahwa polifenol (termasuk dalam kismis) memiliki efektivitas yang baik, dalam melindungi tulang dari paparan radikal bebas. Lebih dari selusin studi menyatakan, konsumsi makanan yang kaya polifenol dapat menjaga kekuatan tulang saat terpapar radikal bebas.
Lemak trans adalah jenis radikal bebas yang bisa menyusutkan atau merenggangkan molekul penyusun tulang. Konsumsi lemak trans yang berlebihan dapat membuat tulang mengalami pengeroposan dini. Proses tersebut dapat dicegah jika tubuh memiliki kapasitas antioksidan yang mampu mereduksi radikal bebas lemak. Antioksidan tersebut salah satunya adalah fenol, yang kita peroleh dari kismis.
Penguat tulang lain yang terdapat dalam kismis adalah boron. Unsur mikro ini memiliki dampak positif untuk memperkuat tulang. Keberadaannya diperlukan untuk mengonversi estrogen dan vitamin D menjadi bentuk aktif. Mekanisme ini sangat bermanfaat bagi wanita yang memasuki masa menopause, di mana terjadi penurunan produksi kadar estrogen yang berdampak pada penurunan kekuatan tulang. (jie)