Intinya segera ke dokter kalau merasa ada kelainan irama jantung. Setelah usia 40+ apalagi sudah kepala 5, sebaiknya rutin cek jantung, karena ada kelainan yang jarang menimbulkan gejala atau keluhan. Selain pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan rekam medis dan menanyakan riwayat penyakit pasien dan keluarga, melakukan pemeriksaan elektrokardiografi (EKG), echocardiogram atau USG jantung, tes treadmill, dan holter monitoring.
EKG adalah pemeriksaan sederhana dan tidak menyakitkan. Elektroda ditempelkan di dada (kadang di tangan dan kaki), terhubung dengan alat yang merekam aktivitas listrik jantung. Echocardiogram dilakukan seperti USG; transducer ditempatkan di dada dan akan menunjukkan gambar jantung termasuk ukuran, bentuk, kapasitas memompa, lokasi serta kerusakan pada jantung.
Baca juga: Seberapa Sehat Jantung Anda? Yuk Periksa
Treadmill penting untuk menilai kemampuan jantung saat beraaktivitas seperti berjalan dan berlari, mengingat beberapa aritmia bisa memburuk saat olahraga. Dokter bisa melakukan tes dengan treadmill atau sepeda statis, sambil memonitor aktivitas jantung. Adapun holter monitoring adalah alat EKG yang bisa dibawa-bawa. Alat dikenakan 24 atau 48 jam, untuk merekam aktivitas jantung saat pasien melakukan rutinitas harian. Tensi darah pun harus diperiksa secara rutin, karena hipertensi (tekanan darah tinggi) pun termasuk salah satu fakor risiko gangguan jantung, misalnya pembengkakan jantung.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, sekali lagi, lakukan medikal check up rutin. Terlebih bila ada riwayat penyakit jantung di keluarga (nid)
__________________________________________
Ilustrasi: Heart photo created by rawpixel.com - www.freepik.com