Banyak orang Indonesia yang takut hitam, sehingga menghindari berjemur sinar matahari. Padahal sinar matahari – terutama pagi dan sore hari – baik untuk kesehatan.
Selama ini kita mengenal berjemur sinar matahari pagi/sore akan mengaktifkan vitamin D yang tersimpan di bawah kulit. Ternyata manfaat berjemur sinar matahari tidak hanya itu. Paparan sinar matahari mampu melawan depresi.
Sinar matahari turut meningkatkan kadar serotonin, neurotransmitter yang bekerja memperbaiki mood. Penelitian di Zayed University, Dubai, menemukan, penderita depresi yang menghabiskan waktu lebih banyak di bawah sinar matahari, mengalami perbaikan gejala depresi. Cahaya matahari juga memperbaiki ritme sirkadian tubuh.
Riset lain menyatakan kurang terpapar sinar matahari dan mengalami penurunan serotonin menjadi faktor penting munculnya seasonal affective disorder (SAD) atau depresi yang dialami saat musim dingin.
SAD biasanya dialami saat musim dingin (disebut juga winter blues), di mana pancaran sinar matahari lebih sedikit. Gajala yang dialami seperti sulit konsentrasi, level energi rendah atau kehilangan minat pada aktivitas harian, mood swing dan mengantuk berlebihan.
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Lancet (2002) ini peneliti mengukur kadar serotonin di dinding pembuluh darah. Riset yang dilakukan oleh Gavin Lambert dari Baker Research Institute di Melbourne, Australia ini mengambil sampel dari 101 orang di setiap (4) musim, kemudian dibandingkan dengan berbagai kondisi cuaca, seperti hujan, temperatur, tekanan atmosfer dan lamanya paparan sinar matahari.
Gavin dan tim menemukan terlepas apa pun musimnya, penurunan serotonin di otak dipengaruhi oleh banyaknya sinar matahari yang dirasakan partisipan. Kadar serotonin tampak paling tinggi saat langit cerah, dibanding ketika cuaca berawan. Bahkan, rata-rata produksi serotonin di otak berhubungan langsung dengan lamanya pancaran sinar matahari cerah.
Tekanan atmosfer tidak berhubungan dengan kadar serotonin. Penelitian tersebut menunjukkan bila terpapar cukup sinar matahari berpengaruh pada kadar serotonin pada orang normal/sehat.
Jangan lupa tabir surya
Sebagaimana diketahui berjemur sinar matahari ibara ‘pisau bermata dua’, bila dilakukan terlalu lama, apalagi saat matahari terik, berisiko membakar kulit.
Sangat disarankan saat pukul 9.00 – 15.00 untuk memakai tabir surya (sunblock) untuk melindungi kulit. Pilih tabir surya dengan SPF 20-30 untuk pemakaian sehari-hari.
Saat berkegiatan di luar ruangan, perlu SPF tinggi (di atas 30), pilih yang nyaman atau sesuai kondisi kulit. Agar tidak luntur terkena keringat atau air (bila berada di pantai), gunakan yang tahan air. Ulangi pemakaian tiap 3-4 jam agar perlindungan tetap optimal. (jie)