Sebagian besar penderita diabetes berisiko mengalami komplikasi, salah satunya neuropati diabetes. Kerusakan saraf tepi akibat diabetes menimbulkan gejala seperti kebas, kesemutan, rasa terbakar dan nyeri. Gejala ini akan semakin muncul jika durasi diabetes cukup lama dan kadar gula tidak terkontrol.
Menurut Prof. Dr. dr. Mardi Santoso, SpPD-KEMD, FINASIM, FACE, Ketua Pesatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi dan Depok, kadar gula dalam tubuh yang tinggi dalam kurun waktu yang lama akan melemahkan dinding pembuluh darah yang memberikan nutrisi ke sel saraf, sehingga dapat merusak sel saraf.
Hal itu menyebabkan penderita diabetes berisiko tinggi terkena kerusakan saraf tepi (saraf yang keluar dari tulang belakang ke anggota gerak tubuh).
”Jika diabetes dan kerusakan saraf tidak segera ditangani, maka akan mencapai tahap krusial, sehingga kelainan saraf tersebut makin sulit untuk dapat pulih seperti semula,” terang Prof. Mardi dalam bincang-bincang yang digelar Neurobion di Jakarta, Senin (18/11/2019).
Pada tingkat lanjut, kerusakan saraf tepi menyebabkan penderita diabetes tidak dapat merasakan rasa sakit di kulitnya. Akibatnya ketika tergores atau luka, umumnya penderita tidak mengetahui/ merasakannya.
“Tahu-tahu sudah luka dan sulit sembuh karena pembuluh darah rusak sehingga tidak cukup membawa nutrisi untuk kulit yang luka tersebut,” tambah Prof. Mardi.
Data International Diabetic Federation (IDF) Tahun 2017 menunjukkan bahwa 50 % penderita diabetes berisiko terkena gejala neuropati.
Dalam kesempatan yang sama dr. Dwi Oktavia Handayani, M.Epid, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, menjelaskan gejala kerusakan saraf bisa sangat memengaruhi kualitas hidup pasien diabetes.
Adanya luka yang tidak disadari pasien diabetes selain menurunkan kualitas hidup, juga berpengaruh pada kondisi keluarga secara keseluruhan. “Oleh karena itu, keluarga berperan sangat penting, terutama untuk memastikan penderita diabetes mengontrol gula darah dan mampu mengelola diri secara optimal,” terang dr. Oktaviana.
Sebagai upaya pencegahan atau mengurangi keparahan neuropati diabetis, American Diabetes Association merekomendasikan beberapa langkah berikut :
1. Kontrol gula darah sesuai target terapi
Penderita diabetes wajib mengatur pola makan, olahraga teratur, dan konsumsi obat-obatan (sesuai rekomendasi dokter).
Pantau kadar gula darah dengan melakukan pemeriksaan gula mandiri. Lakukan tiap hari untuk pasien diabetes yang memakai insulin, atau minimal 2 kali seminggu pada yang mengonsumsi obat antidiabetes oral.
Sementara pasien diabetes yang belum diharuskan mengonsumsi obat oral, cek gula darah mandiri bisa dilakukan satu bulan sekali. pemeriksaan di lab. setidaknya dua kali setahun, atau per 3 bulan, mengetahui nilai HbA1C.
2. Laporkan gejala neuropati
Bila Anda merasa memiliki gejala neuropati segera konsultasikan pada dokter untuk mendapat perawatan / pengobatan. Pengobatan neuropati sejak dini akan mencegah kerusakan saraf lebih lanjut.
3. Lakukan perawatan kaki
Periksa kondisi kaki Anda setiap hari. Gunakan kaca untuk memeriksa telapak kaki. Raba area kaki untuk merasakan area yang panas / dingin, benjolan atau kulit kering.
Cari luka atau sayatan di kulit kaki. Juga periksa ada tidaknya kapalan, lepuhan, area merah, pembengkakan, kuku yang menusuk ke dalam atau infeksi kuku kaki.
4. Lindungi kaki
Bila kulit kaki terasa kering, sangat disarankan untuk mengoleskan pelembab, tetapi jangan di antara jari-jari kaki Anda. Kenakan sepatu dan kaus kaki yang pas, dan pakai sepanjang waktu.
Gunakan air hangat untuk mencuci kaki Anda, dan keringkan dengan hati-hati sesudahnya.
5. Konsumsi vitamin neurotropik
Studi NENOIN tahun 2018 mendapati konsumsi satu tablet vitamin neurotropik (vitamin B1, B6 dan B12) sekali sehari mampu menurunkan gejala neuropati hingga 66%.
Riset dilakukan pada 411 penderita neuropati usia 18-65 tahun; 104 responden adalah pasien diabetes yang mengalami gejala neuropati ringan sampai sedang. (jie)
Baca juga : Vitamin B Efektif Kurangi Gejala Kerusakan Saraf Neuropati