Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan penyebab kematian nomor satu di dunia. Data World Health Organization (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Untuk Indonesia, Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) mencatat 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 orang Indonesia menderita penyakit jantung. Data tahun 2014-2015 di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta menunjukkan di antara seluruh penyakit jantung, prevalensi penyakit jantung katup antara 4000 – 5000 kasus, di mana 40%- nya adalah penyakit jantung reumatik.
Penyakit jantung reumatik adalah salah satu yang perlu diwaspadai karena menyerang usia muda. “Penyakit jantung ini berbeda dengan rematik yang banyak kita ketahui,” ujar dr. BRM Ario Soeryo Kuncoro, SpJP(K), FIHA, Wakil Sekjen I Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI).
Pada penyakit jantung reumatik terjadi kerusakan katup jantung, yang disebabkan oleh demam reumatik. Kerusakan katup terjadi secara perlahan sejak usia anak-anak.
Demam reumatik, menurut dr. Ario, layaknya radang tenggorok biasa. Disebabkan oleh kuman Streptococcus beta hemolyticus group A.
Penularan kuman Streptococcus ini dapat terjadi secara langsung melalui percikan ludah / dahak dari orang lain yang terinfeksi, atau melalui benda-benda yang terkontaminasi bakteri.
Gejala demam reumatik antara lain nyeri tenggorok, pusing, demam, nyeri perut, pembengkakan kelenjar getah bening (benjolan di leher) atau radang sendi di pergelangan kaki/lutut, yang berlangsung 3-5 hari.
Sayangnya penderita tetap terinfeksi selama berminggu-minggu walau radang tenggorok sudah sembuh. Demam reumatik berulang biasanya terjadi di usia SD sampai SMP (5-15 tahun).
Umumnya jika radang tenggorok terjadi berulang dokter akan menyarankan pemeriksaan kultur tenggorok, untuk mengetahui ada tidaknya kuman Streptococcus beta hemolitikus group A. Bila diketahui ada kuman tersebut akan diberikan antibiotik dalam jangka waktu tertentu.
Dokter mungkin juga akan menganjurkan pemeriksaan penunjang seperti reaktan fase akut untuk menggambarkan radang jantung ringan. Pemeriksaan rapid tes antigen streptococcus dan antibodi antistreptococcus.
Bila diketahui positif, “Dilakukan langkah pencegahan sekunder (mencegah kerusakan katup lebih parah) dengan terapi antibiotik sampai beberapa tahun. Tetapi jika diketahui masalah katup jantungya sudah berat antibiotik bisa diberikan seumur hidup,” tambah dr. Ario.
Proses perjalanan penyakit
Proses peradangan akan memancing reaksi sistem imun di seluruh tubuh untuk mengatasinya. “Tetapi karena bentuk protein (protein M) kuman itu mirip dengan protein yang ada di katup jantung, sehingga tubuh akan mendeteksi protein di katup juga sebagai kuman yang harus dimatikan,” terang dr. Ario, di sela-sela acara 24th ASEAN Federation Cardiology Congress (AFCC), Jumat (20/9/2019).
Demam reumatik yang berulang membuat sistem imun juga menyerang katup jantung dalam jangka panjang, sampai akhirnya katup jantung rusak; terjadi penebalan katup, pembentukan jaringan parut, pengapuran yang berkembang menjadi penyempitan katup, atau kebocoran katup jantung.
“Kerusakan perlahan katup jantung tersebut akan bermanifestasi pada usia 20 atau 30 tahunan,” kata dokter yang praktik di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta ini.
Gejala
Penyakit jantung reumatik pada orang dewasa menimbulkan gejala seperti cepat lelah saat beraktivitas, kesulitan / sesak napas, sampai terjadi pembengkakan di kaki untuk kondisi yang lebih berat.
Sayangnya biasanya pasien datang dalam kondisi kerusakan sudah cenderung sedang sampai berat. Sehingga membutuhkan bedah untuk memperbaiki atau mengganti katup jantung.
Penyakit jantung reumatik lebih banyak (60%) menyerang wanita, penyebabnya sampai saat ini belum diketahui.
Pencegahan
Mereka yang kurang menjaga higienitas (gaya hidup bersih) diketahui lebih berisiko mengalami demam reumatik dan penyakit jantung reumatik. Demikian pula mereka yang tinggal di lingkungan padat penduduk
Penyakit jantung reumatik dapat dicegah dengan menghindari berbagai faktor penyebab infeksi Streptococcus, antara lain:
- Mencuci tangan menggunakan sabun setelah beraktivitas, sebelum dan sesudah ke toiled, sebelum & setelah makan.
- Terapkan diet sehat, perbanyak sayur dan buah.
- Istirahat yang cukup.
- Hindari berbagi memakai barang pribadi. (jie)