Sejak zaman baheula hingga sekarang, infeksi daerah operasi (IDO) atau SSI (surgical site infection) tetap jadi mimpi buruk, bagi pasien maupun dokter yang menangani operasi. Para ahli di berbagai dunia berupaya merumuskan berbagai langkah untuk mencegah IDO, disebut bundel perawatan operasi. Bundel mencakup berbagai tindakan pencegahan yang bisa dilakukan, baik sebelum, saat, maupun setelah operasi dilaksanakan, disusun berlandaskan bukti ilmiah. Tiap bundel bisa berbeda, disesuaikan dengan jenis operasi, dan kondisi daerah/negara di mana operasi tersebut dilakukan.
Langkah-langkah pencegahan dalam bundel bisa terus bertambah, seiring ditemukannya bukti-bukti baru. Salah satu yang dianggap sebagai terobosan baru yakni penggunaan benang antibakteri. “Benang dilapisi antiseptik triclosan, yang membunuh bakteri. Masuk akal bahwa benang akan menekan pertumbuhan bakteri pada luka,” ungkap Prof. David John Leaper, DSc, MD, ChM, FRCS, FACS, FLS, saat dijumpai di Jakarta, dalam diskusi yang diselenggarakan oleh PT Johnson & Johnson Indonesia. Prof. Leaper adalah salah satu pendiri dan mantan Presiden dari Surgical Infection Society di Eropa, serta Ketua NICE Guideline Development Group of SSI. Terlebih, “Sekitar 95% IDO disebabkan oleh bakteri normal yang ada di tubuh pasien.”
Prof. David John Leaper / Foto: dok. Johnson & Johnson
Ia memaparkan berbagai penelitian ilmiah level A yang mendukung penggunaan benang berlapis triclosan. Misalnya yang dilakukan oleh Edmiston, dkk (Surgery, 2013) dengan melibatkan 3.568 pasien. Ditemukan bahwa penggunaan benang khusus ini menurunkan IDO sebanyak 27-33%. Adapun Sajid (Gastroenterology Report, 2013) dengan 1.631 pasien menemukan, benang berlapis triclosan menurunkan IDO hingga 56%.
“WHO pun merekomendasikan penggunaan benang berlapis triclosan, karena telah terbukti dapat mengurangi risiko IDO secara signifikan,” tegas Prof. Leaper. Penelitian terbaru dilakukan oleh de Jonge (British J. Surgery, 2017) yang menganalisis 21 studi. Ditemukan penurunan IDO 28% dengan penggunaan benang antimikroba.
Baca juga: Luka Operasi Sulit Sembuh Gara-gara Rokok
IDO adalah infeksi yang terjadi dalam 30 hari setelah operasi, atau 1 tahun pada operasi pemasangan implan, misalnya pada operasi penggantian sendi lutut. Infeksi bisa terjadi di kulit saja, atau di area yang lebih dalam misalnya jaringan di bawah kulit, organ/ruang dalam tubuh, hingga materi implan.
IDO yang hanya di permukaan kulit relatif ringan. Namun bila didiamkan atau tidak segera mendapat penanganan yang tepat, infeksi bisa menjalar dan menimbulkan kegawatan hingga mengancam nyawa. Ditengarai, angka IDO berkisar 1,5% hingga 20%.
Tak hanya mengancam nyawa, IDO juga menimbulkan berbagai beban lain. “Biaya untuk mengobati IDO bisa mencapai 2.000 sampai 4.000 Euro,” imbuh Prof. Leaper. IDO juga memperpanjang rawat inap rerata 9,8 hari.
Mandi sebelum operasi juga termasuk yang direkomendasikan WHO untuk mencegah IDO. Sebelum operasi, dokter akan membersihkan kulit yang akan disayat dengan antiseptic klorheksidin. Dan jangan kaget bila tubuh kita dibungkus seperti hotdog di ruang operasi, sebelum operasi dilakukan. Ini sesuai rekomendasi WHO, untuk mencegah suhu tubuh kita turun drastis (hipotermia). Hipotermia bisa menurunkan berbagai fungsi tubuh termasuk imunitas, dan pada akhirnya meningkatkan risiko infeksi. (nid)
_____________________________________________
Ilustrasi: Woman photo created by peoplecreations - www.freepik.com