Menurunkan berat badan pada sebagian orang sangat susah, bahkan pada mereka yang getol olahraga. Alih-alih lebih langsing, berat tetap stabil bahkan tambah. Penelitian menunjukkan olahraga dapat meningkatkan nafsu makan, membuat orang menjadi sangat lapar bahkan setelah melakukan olahraga ringan.
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Marketing Letters menyebutkan keinginan makan mungkin pula dipicu oleh alasan psikologis. Penamaan olahraga dengan sebutan lain diharapkan memberikan efek pada pola diet mereka.
Untuk membuktikan asumsi dasar mereka, peneliti mengumpulkan 56 wanita yang mayoritas overweight. Mereka diberi peta berisi rute sepanjang satu mil, diharuskan untuk berjalan kaki setengah jam, kemudian diikuti makan siang.
Setengah dari mereka dijelaskan bahwa yang mereka lakukan ini adalah olahraga yang dimonitor perkembangannya. Sementara setengah lainnya diberitahukan bahwa mereka disuruh melakukan kegiatan jalan kaki 30 menit yang menyenangkan – boleh mendengarkan musik lewat headphone dan mengukur kualitas suaranya. Intinya mereka diminta untuk menikmati kegiatan tersebut.
Ketika mereka kembali, peneliti meminta peserta untuk mengkur jarak, mood dan perkiraan kalori yang dibakar. Pada kelompok yang menganggap kegiatan tersebut sebagai olahraga, mereka merasa lebih lelah dan menjadi lebih galak dibanding kelompok satunya, walau jarak dan kalori terbakar tidak beda jauh.
Makan siang yang ditawarkan adalah pasta, minuman bersoda dan puding coklat sebagai makanan penutup. Wanita pada kelompok olahraga mengonsumsi lebih banyak soda dan puding dibandingkan kelompok yang menganggap jalan-jalan sebagai kegiatan menyenangkan. Riset serupa dilakukan dua kali.
Terakhir untuk mengukur pada olahraga sungguhan, peneliti menanyai 231 orang usia 16-67 tahun yang baru saja menyelesaikan lari marathon 5-10 km. Peneliti menanyakan apakah mereka menikmati lari tersebut dan menawarkan coklat batangan atau sereal batangan yang lebih sehat. Secara umum pelari yang menganggap lomba marathon tersebut sulit dan tidak memuaskan memilih coklat. Sementara mereka yang menikmati lari marathon memilih sereal.
“Dari penelitian tersebut dapat digarisbawahi bagaimana persepsi tentang aktivitas fisik berefek pada bagaimana mereka makan setelahnya,” papar pemimpin penelitian, dr. Carolina O.C. Werle, Profesor di Grenoble School of Management, Perancis.
Alasan psikologis mempengaruhi asupan makanan berhubungan dengan hormone, genetic dan sirkuit neurologis tentang nafsu makan dan proses penghargaan (reward processing). (jie)