Olahraga sama efektifnya dengan obat antihipertensi dalam menurunkan tekanan darah. Demikian kesimpulan dari penelitian yang melibatkan sekitar 40 ribu orang di Inggris dan Amerika Serikat.
Berenang atau jogging secara rutin, atau melakukan angkat beban -walau ringan- mampu menurunkan tekanan darah seperti obat antihipertensi golongan beta blocker atau ACE inhibitor.
Hipertensi diderita oleh lebih dari 17 juta orang Inggris dan 75 juta penduduk Amerika Serikat. Sementara kondisi di dalam negeri, berdasarkan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018 terjadi kenaikan jumlah penderita hipertensi, dari 25,8% (2013) menjadi 34,1%.
Data dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH) yang dikumpulkan dari >72 ribu orang, di 34 provinsi di Indonesia menyatakan, satu dari tiga orang dewasa di Indonesia menderita hipertensi.
Dalam survei InaSH tersebut juga disebutkan satu dari enam penderita hipertensi telah menjalani pengobatan, namun satu sampai dua diantaranya belum memiliki tekanan darah yang terkontrol baik.
Secara global lebih dari 62 ribu orang meninggal tiap tahun oleh stroke dan serangan jantung akibat tekanan darah yang tidak terkontrol.
Dari fakta tersebut terlihat begitu pentingnya mengontrol tekanan darah. Berbagai riset menyatakan melakukan olahraga dengan teratur bisa menjadi alternatif bagi mereka yang enggan mengonsumsi obat-obatan.
Baca juga : Tips Olahraga BBTT Bagi Pemula
Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di London School of Economics di Inggris dan Stanford University di Amerika Serikat, melibatkan 39.700 orang. Mereka menemukan kombinasi olahraga stamina (jalan kaki, jogging, berpeda atau renang), dan penguatan otot (angkat beban atau push up), efektif menurunkan tekanan darah, bahkan hingga normal, pada penderita hipertensi.
Riset yang dipublikasikan di British Journal of Sports Medicine ini juga menekankan bahwa pasien hipertensi tidak disarankan menghentikan pemakaian obat antihipertensi tanpa berkonsultasi lebih dulu dengan dokter.
Dilansir dari dailymail.com, Dr. Huseyin Naci, peneliti utama dari London School of Economics mengatakan, “Kami tidak berpikir bahwa pasien harus berhenti mengonsumsi obat antihipertensi mereka.
“Tetapi bahwa penemuan kami ini bisa menjadi bahan diskusi antara dokter dan pasien. Kami juga merekomendasikan bahwa dokter mulai meresepkan olahraga pada pasien mereka.”
Sebagai tambahan, obat antihipertensi yang biasanya diresepkan antara lain obat diuretik yang merangsang keluarnya air seni, beta blocker untuk mengurangi tekanan di jantung, atau ACE inhibitor dan penghalang reseptor angiotensin II yang bekerja merilekskan pembuluh darah. (jie)