Kalsium penting untuk mencegah patah tulang pada penderita osteoporosis. Masalahnya, tubuh hanya mampu menyerap kalsium 10%. Agar bisa terserap lebih banyak, perlu bantuan vitamin D dan mineral lain.
“Kalsium adalah mineral yang sulit dicerna. Dengan bantuan vitamin D, magnesium dan mineral lain, penyerapan oleh tubuh bisa meningkat sampai 30%,” ujar dr. Nanny Djaja, MS, SpGK dari Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya Jakarta. “Sisanya terbuang.”
Journal of the American College of Nutrition (1993) mencatat pentingnya mangan, magnesium, tembaga dan zinc ditambahkan dalam kalsium, untuk meningkatkan masa kepadatan tulang pada wanita post menopause.
Lebih jauh dr. Nanny menjelaskan, produksi vitamin D berkurang seiring bertambahnya usia. “Walau paparan sinar matahari tinggi, karena degenerasi kulit penyerapan menjadi berkurang,” ujarnya.
Itu sebabnya, lansia membutuhkan suplementasi kalsium dan vitamin D. Penelitian oleh Dawson‐Hughes B, dkk., pada 176 laki-laki dan 213 perempuan, menggunakan metode double blind. Mereka diberi suplementasi 500 mg kalsium dan 700 IU vitamin D selama 3 tahun. Hasilnya, kalsium dan vitamin D ternyata dapat mengurangi risiko fraktur / patah tulang pada lansia usia > 65 tahun.
Riset lain yang dilakukan peneliti yang sama tahun 1997 mendapatkan, pemberian 500 IU kalsiferol dan 500 mg kalsium peroral selama 18 bulan, dapat menurunkan fraktur non spinal sampai 50%.
Mengenai magnesium, Shari Liberman, PhD dan Nancy Bruning dalam “The Real Vitamin & Mineral Book” menjelaskan, “Selain meningkatkan penyerapa kalsium, magnesium dapat mencegah endapan kalsium, batu empedu dan batu ginjal. Artinya, kalsium yang terbuang (tidak bisa diserap tubuh) dapat dicegah sehingga tidak menjadi batu kalsium.
Ada pun zinc adalah mineral penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Zinc berperan dalam sistem imun, fungsi otak dan kemampuan reproduksi. Juga melindungi sel dari kerusakan oksidatif dan menstabilkan protein sel (termasuk sel tulang), serta membantu pelepasan hormon dan transmisi impuls saraf.
Tembaga/ copper mencegah osteoporosis dengan cara membantu pembentukan jaringan ikat kolagen (protein pembangun tulang, gigi, otot dan kulit) dan elastin (protein yang memungkinkan jaringan tubuh kembali ke bentuk semula setelah meregang dan berkontraksi). Juga memperkuat jaringan tulang, tulang rawan, tendon dan kulit, dan sebagai agen anti-inflamasi.
Kemampuan jaringan ikat / kolagen, termasuk pertumbuhan tulang didukung pula oleh asupan mangan / manganese. Mineral ini terlibat dalam produksi energi sel, yakni proses pembentukan kembali sel tulang yang hancur.
Mencegah osteoporosis dan meningkatkan kepadatan tulang, selain mengonsumsi kalsium memang perlu asupan mineral lain, yang terdapat dalam aneka makanan. (jie)