Secara ilmiah, kopi mengandung caffein yang di dalamnya ada xanthin alkaloid. Xanthin alkaloid mempunyai efek mengaktifkan sistem saraf pusat atau otak, sehingga bila minum kopi, tubuh akan lebih siap dan terjaga, rasa kantuk hilang. Efek lain adalah meluruhkan cairan tubuh (deuretik), sehingga sering kencing. Badan Obat dan Makanan Amerika (FDA) menggolongkan kopi sebagai obat aman dan legal.
Efek takaran kopi tidak sama untuk setiap orang. Efek minum kopi sangat cepat, yaitu kurang dari 1 jam. Pada orang yang sensitif, minum sedikit kopi bisa membuat jantung berdebar dan perut sakit (perih ulu hati) karena efek erosi lambung.
Efek lainnya berupa ketagihan, dengan gejala seperti pusing, gelisah, mengantuk, tidak bergairah, sulit konsentrasi dan nyeri lambung. Efek kopi dalam jangka lama bisa berkurang; takaran yang sama efeknya lebih kecil, sehingga pecandu kopi cenderung menaikkan takaran minum kopinya.
Menurut Dr. dr. Sri Mulatsih, SpA(K), dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM/RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, efek kopi pada anak, sama dengan pada orang dewasa. Anak yang minum kopi dalam jangka lama akan hiperaktif, tapi kopi tidak membuat anak lebih bodoh atau lebih pandai.
“Tapi efek buruk kopi bila diminum berlebihan adalah menekan penyerapan zat besi dan kalsium, vitamin D, vitamin A, tubuh kehilangan cairan karena kencing berlebihan. Anak pun bisa kurang gizi,” imbuhnya.
Lantas bagaimana jika minum white coffee? Di beberapa negara, yang disebut white coffee adalah kopi hitam yang diberi susu, krim, atau produk turunan dari sirup jagung, kedelai, dan kacang yang dituang dalam suhu ruang.
Di Amerika Serikat, white coffee adalah biji kopi yang dipanaskan hingga level yellow roast. Karena proses pemanasannya sebentar, gula alami dalam biji kopi tidak terkaramelisasi, sehingga tidak ada rasa pahit tertinggal.
Kopi ini digunakan untuk membuat espresso. Kadar keasamannya cukup tinggi dengan jejak rasa seperti kacang. Di Malaysia, biji kopi dipanggang dengan margarin dari minyak kelapa sawit, sehingga warnanya tidak terlalu hitam. Setelah itu, kopi disajikan dengan susu kental manis.
Di Indonesia, kopi ini diproduksi dengan mesin berteknologi cold drying. Biji kopi melalui proses pembekuan hingga -40 C, membuat kandungan asam gastric berkurang sampai 80%, tapi kandungan kafeinnya tetap 100%.
“Mengenai White coffee, kandungan caffein-nya tetap sama, namun efek sampingnya lebih sedikit. Untuk pencegahan kejang, belum ada bukti ilmiah bahwa kopi bisa mencegah kejang pada anak,” tutur dr. Sri.