Broadcast message tentang green coffee ramai diobrolkan. Ekstrak kopi hijau disebutkan efektif membakar lemak dan menurunkan berat badan (BB) tanpa diet dan olahraga. Heboh green coffee mencuat sejak ditampilkan di Dr. Oz Show tahun 2012.
Green coffee adalah biji kopi yang belum disangrai. Menurut coffee expert Adi Taroepratjeka, tren green coffee bermula di Amerika Serikat (AS); ekstraknya dipasarkan dalam bentuk pil. “Di Indonesia, dijual dalam bentuk biji hijau yang belum disangrai lalu digiling,” terangnya.
Biji kopi hijau mengandung chlorogenic acid (CGA) dalam jumlah besar; proses sangrai (roasting) mengurangi kandungan zat ini secara drastis. Studi yang dimuat di jurnal ilmiah Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity: Targets and Therapy (2012) menyimpulkan, ekstrak green coffee dapat menurunkan BB, indeks massa tubuh (IMT) dan lemak tubuh secara signifikan.
Penelitian ini kemudian dicabut (retracted). Komite Perdagangan AS (FTC) menggugat karena penelitian yang dirilis perusahaan AFS (Applied Food Sciences) tersebut cacat. Dalam gugatan disebutkan, peneliti utama studi berkali-kali mengubah BB responden dan pengukuran penting lainnya, serta salah menempatkan mana responden yang mendapat plasebo (obat kosong) dan mana yang mendapat CGA selama penelitian. Peneliti utama tidak dapat mempublikasi studi ini. Ditengarai, AFS menyewa peneliti lain untuk menulis ulang, tanpa memverifikasi keaslian informasi yang digunakan dalam studi.
Tapi benar bahwa green coffee bisa menurunkan BB. “Sebulan bisa turun 3 kg, asal jangan makan nasi,” Adi berseloroh. Pemandu acara Coffee Story di Kompas TV ini menambahkan, ia belum pernah mencoba green coffee, sehingga tidak bisa membuktikan khasiatnya. Biji kopi yang belum disangrai bisa dikonsumsi atau tidak, dia bandingkan dengan kacang hijau atau beras yang belum dimasak, “Bisa, asal doyan.” (nid)
baca Juga :TURUNKAN BERAT BADAN HINGGA 17KG DALAM 2BULAN DENGAN BEDAH BARIATRIK
KIKIS LEMAK PERUT DENGAN MAKANAN INI