Kita disarankan makan 3-5 porsi sayur dan buah dalam sehari. Jangan salah, ini hanya berlaku untuk orang dewasa. Untuk anak tak perlu sebanyak itu, terutama usia 2 tahun ke bawah. “Piring makan anak dua tahun berbeda dengan dewasa. Sampai 2 tahun, komposisi makan mengikuti ASI,” tutur Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K). Yakni 55% lemak, 30% karbohidrat, dan >5% protein.
Sayur dan buah kaya akan serat. Bagi orang dewasa, sangat menyehatkan karena membantu menghalangi penyerapan gula, membantu menurunkan kolesterol, mencegah sembelit, hingga mencegah kegemukan. Namun pada anak, serat tidak boleh terlalu banyak. “Serat mengambil banyak tempat di perut, anak jadi cepat kenyang. Akhirnya, makanan yang lain cuma masuk sedikit,” terang Dr. dr. Damayanti, dalam diskusi yang diselenggarakan Forum Ngobras, Senin (13/08/2018). Asupan serat terlalu banyak juga akan membuat anak mengalami sembelit alias susah buang air besar (BAB).
Baca juga: Anak Gagal Tumbuh, Begini Cara Mendeteksinya
Saat ke Pandeglang belum lama ini, Dr. dr. Damayanti menemukan banyak sekali anak yang pendek karena stunting. Sehari-hari, mereka hanya makan nasi dan sayur karena tak mampu membeli sumber protein hewani. Namun ironisnya, banyak juga orangtua dari kalangan mampu yang salah memberi makanan untuk anak hanya karena ikut-ikutan tren. Misalnya tren puree buah/sayur dan BLW (baby led-weaning).
Puree buah/sayur tentu tidak mengandung protein hewani. Sedangkan dengan BLW, “Anak yang baru belajar makan itu pasti mengmbil potongan makanan yang besar dan mudah dipegang; sayur dan buah.” Potongan ikan, telur, atau ayam biasanya diabaikan karena lebih sulit digenggam.
Baca juga: Cegah Stunting dengan Satu Butir Telur per Hari
Lebih gawat lagi, menu dalam buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI pun utamanya berbasis nabati. Seperti bubur sumsum kacang hijau dan pisang lumat. Padahal, yang sangat dibutuhkan anak dalam dua tahun pertama adalah sumber asam amino esensial lengkap, untuk pertumbuhan otak dan tinggi badannya. Dan ini hanya terdapat pada protein hewani.
Buah dan sayur tetap harus diperkenalkan sejak awal, tapi bukan sebagai makanan utama. “Sisipkan sayur sedikit ke dalam makanan utama. Buah, berikanlah sebagai snack,” terang Dr. dr. Damayanti.
Salah memberi MPASI, masa depan anak yang kita pertaruhkan. (nid)
_________________________________
Ilustrasi: Tookapic / Pexels.com