Minyak zaitun (olive oil) disebut sebagai minyak yang paling sehat. Namun ada anggapan, tidak bisa dipakai untuk menggoreng karena tidak tahan panas. Ternyata ini tidak benar. “Minyak zaitun yang Extra Light bisa untuk menggoreng karena titik asapnya tinggi, sampai 220 derajat,” terang Guillermo Romeu, Manager Area Bertolli Asia, dalam peluncuran Kampanye The Bertolli Way, Selasa (31/07/2018). Titik asap (smoke point) adalah suhu di mana minyak mulai rusak akibat pemanasan. Makin tinggi titik asap, makin tahan minyak tersebut terhadap panas. Sekadar informasi, suhu untuk deep fry (menggoreng dengan minyak banyak dan suhu tinggi) sekitar 170-190 derajat.
Secara umum, ada tiga jenis asam lemak pada minyak: asam tak jenuh tunggal (MUFA/mono unsaturated fatty acid), asam tak jenuh ganda (PUFA/poly unsaturated fatty acid), dan asam lemak jenuh (saturated fatty acid). Minyak zaitun mengandung 77% MUFA, dan merupakan yang tertinggi di antara sesama minyak. Tak heran bila minyak zaitun disebut sebagai minyak paling sehat. Kandungan PUFA-nya 9%, dan asam lemak jenuh 15%.
MUFA sangat baik bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah karena bersifat menurunkan kolesterol ‘jahat’ LDL dan meningkatkan kolesterol ‘baik’ LDL, serta lebih tahan terhadap panas ketimbang PUFA. Asiknya lagi, MUFA membentuk semacam lapisan tipis pada makanan, sehingga menghambat penetrasi minyak ke makanan.
Adapun PUFA mengandung omega-3 yang bersifat sebagai antiinflamasi (antiradang) serta dapat menurunkan trigliserida dan menormalkan tekanan darah. Asam lemak jenuh perlu dibatasi karena bila terlalu banyak, akan diubah oleh tubuh menjadi kolesterol LDL.
Di pasaran, kita bisa menjumpai bermacam jenis minyak zaitun. Yang Extra Virgin hanya untuk penggunaan ‘dingin’ seperti bumbu salad, atau diminum langsung. Khusus untuk menggoreng, gunakan yang Extra Light karena titik asapnya paling tinggi. Minyak jenis ini sudah melalui proses penyulingan, sehingga lebih tahan terhadap panas. Untuk menumis, bisa gunakan jenis Classico atau Extra Light.
Tapi apakah cocok untuk makanan Indonesia, dan tidak mengubah rasa makanan? “Waktu kami sekeluarga tinggal di Amerika, pasti memasak dengan minyak zaitun. Untuk segala jenis masakan, termasuk makanan Indonesia seperti sayur lodeh dan ayam goreng,” ungkap Gwendoline Winarno, Health Coach yang juga putri tokoh kuliner Indonesia Bondan Winarno. Selain tahan terhadap panas, minyak zaitun Extra Light memiliki rasa yang sangat ringan sehingga tidak menambah rasa lain ke makanan.
Memang, harga minyak zaitun relatif mahal dibandingkan minyak kelapa sawit yang biasa kita konsumsi. Bila digunakan untuk menggoreng kerupuk misalnya, bisa-bisa kantong jadi jebol. Guillermo memberi tips. “Mungkin tidak semua makanan harus digoreng dengan minyak zaitun. Silakan dikombinasi, sebagian digoreng dengan minyak yang biasa Anda gunakan, dan sebagian makanan dengan minyak zaitun. Meski digunakan sedikit, tetap ada manfaatnya bagi kesehatan, daripada tidak sama sekali,” tutur Guillermo, yang diamini oleh Gwen.
Bila dihitung secara kasar, memang minyak zaitun mahal. Namun bila dihitung secara jangka panjang, manfaat minyak zaitun melindungi kesehatan jantung dan pembuluh darah, sehingga bisa mengurangi risiko berbagai penyakit di masa depan. (nid)
________________________________
Ilustrasi: naturalpastels / Pixabay.com