Richard Paul, Bournemouth University
Rambut Anda dapat menunjukkan siapa Anda. Bukan cuma soal kepribadian atau selera musik, rambut juga dapat merekam seberapa banyak Anda minum, atau apakah Anda merokok atau memakai obat-obatan terlarang, atau bahkan seberapa stres Anda.
Saya bersama rekan meneliti bagaimana rambut dapat digunakan sebagai alat pengujian yang lebih akurat untuk hal-hal di atas. Dan sebuah persidangan baru-baru ini menunjukkan betapa teknologi itu makin mendekati kenyataan.
Pada tahun 2008 dalam kasus hak asuh anak, seorang ibu yang kecanduan alkohol diperintahkan hakim untuk berhenti minum selama setahun.
Untuk menguji apakah dia berhasil mematuhi perintah hakim, para ilmuwan menggunakan analisis rambut yang dapat mendeteksi penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan jangka panjang pada periode tertentu, cukup dengan satu tes.
Kasus itu merupakan sebuah momen bersejarah bagi analisis rambut toksikologis. Menurut hasil laboratorium, si ibu ternyata tetap minum alkohol meski diperintahkan berhenti.
Kasus ini pun sampai ke pengadilan tinggi, di mana prinsip ilmiah yang mendasari pengujian rambut—serta cara pelaporan hasilnya—dibahas menyeluruh.
Sang hakim pada waktu itu mengkritisi interpretasi data analisis rambut dan tidak sepakat dengan para ilmuwan, sehingga menetapkan bahwa tak ada bukti bahwa si ibu tetap minum alkohol dalam masa larangan.
Sembilan tahun setelahnya, tahun 2017, analisis rambut kembali diajukan di pengadilan tinggi.
Tapi kali ini, keandalan pengujian rambut terkonfirmasi.
Banyak yang berubah antara 2008 dan 2017. Teknologi semakin maju, demikian pula pemahaman kita akan data analisis rambut.
Dan pemahaman ini penting.
Sampel yang biasa digunakan untuk mendeteksi alkohol dan narkotika adalah darah dan urine (air kencing). Ini berguna ketika kita perlu bukti pemakaian obat-obatan dan alkohol dalam periode waktu yang baru (belum lama).
Sampel-sampel ini memiliki apa yang disebut “jendela deteksi”, yakni seberapa jauh ke belakang pengaruh obat-obatan atau alkohol dapat terlacak.
Untuk darah, jendela deteksinya biasa diukur dalam jam, sedangkan urine dapat menunjukkan bukti hingga beberapa hari atau pekan ke belakang.
Sementara itu, rambut mampu menunjukkan riwayat pemakaian alkohol hingga berbulan-bulan ke belakang. Tingkat informasi ini membuat uji rambut amat sangat berharga bagi banyak keperluan hukum.
Jika kita ingin menyaring calon pegawai untuk posisi penting, kita dapat menggunakan uji rambut untuk mengetahui apakah mereka pengguna narkotika reguler.
Atau misalnya jika Anda curiga minuman Anda dibubuhi narkotika pada sebuah pesta, tapi kejadiannya sudah terlalu lama untuk bisa terdeteksi lewat darah atau urine? Narkotika itu, jika ada, masih bisa terlacak lewat rambut.
Rambut punya jendela deteksi lebih panjang yang memungkinkan ilmuwan menemukan jejak narkotika walau peristiwa kriminalnya sudah lama berlalu.
Kelompok riset saya tengah menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi zat-zat kimia tertentu di rambut, yang dihasilkan ketika tubuh kita memproses alkohol (metabolit).
Ini penting agar kita semakin yakin terhadap hasil pengujian rambut, ketika disampaikan di persidangan. Kita perlu kepastian penuh dalam hal data, karena keputusan hakim amat berpengaruh pada nasib seseorang.
Kami baru-baru ini menunjukkan bahwa spray dan wax rambut dapat menaikkan level metabolit alkohol dalam rambut, sehingga jika rambut kita diuji, hasilnya akan menunjukkan kita memang mengonsumsi alkohol.
Dalam salah satu eksperimen kami, kami menguji rambut seorang relawan yang sama sekali tidak pernah meminum alkohol. Hasilnya negatif (yang kami sasar adalah etil ester asam lemak, sebuah metabolit alkohol). Tetapi setelah relawan itu memakai spray rambut, hasilnya positif.
Bahkan hasil tesnya memperlihatkan dia sudah lama mengonsumsi alkohol dengan jumlah berlebihan.
Ini bisa berbahaya bagi sebuah pengujian yang digunakan untuk pengadilan, tetapi karena para ilmuwan sudah menyadari keterbatasan ini, mereka sudah punya prosedur untuk mencegahnya.
Panduan juga dapat dimutakhirkan. Etil glukuronida (sebuah metabolit alkohol berbeda) tidak terpengaruh oleh spray dan wax rambut, sehingga ia merupakan sasaran yang lebih baik untuk diuji, ketika seseorang menggunakan produk kosmetik.
Cara pengujian yang lain
Rambut bukanlah satu-satunya alternatif bagi uji darah dan urine. Saat ini saya sedang menyelidiki apakah kuku jari mungkin menjadi sampel yang lebih baik untuk membuktikan seseorang berhenti minum alkohol.
Kuku jari terbukti menyerap lebih banyak ethyl glucuronide (sebuah metabolit alkohol) ketimbang sampel rambut.
Ini artinya, kuku lebih sensitif dari rambut dan bisa lebih baik membedakan antara kondisi konsumsi alkohol rendah, atau berhenti minum sama sekali.
Analisis rambut toksikologis bukanlah tentang menangkap penjahat. Bukan pula soal hukuman atau penalti, melainkan tentang menolong orang. Hasil dari uji rambut dapat membantu menolong orang yang kecanduan.
Di masa depan, saya berharap kita juga menggunakan analisis rambut sebagai alat diagnosis di layanan kesehatan.
Riset yang saya jalankan saat ini tengah mengevaluasi potensi rambut sebagai petanda diagnosis stres kronis. Stres dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan serius.
Kami ingin tahu apakah kami dapat mengidentifikasi orang-orang yang berisiko terkena masalah kesehatan di masa depan, melalui konsenstrasi hormon stres kortisol di rambut mereka.
Jika berhasil, karya ini dapat mengantarkan analisis rambut ke langkah selanjutnya. Saya membayangkan di masa depan, uji rambut digunakan secara nasional untuk mendeteksi orang tua yang berisiko terkena stres kronis.
Dengan begini, para ilmuwan dapat memberi tindakan untuk mengurangi stres bagi orang-orang yang amat memerlukan, sehingga secara signifikan dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan orang-orang lanjut usia pada khususnya.
Richard Paul, Principal Academic in Biological Chemistry, Bournemouth University
Sumber asli artikel ini dari The Conversation. Baca artikel sumber.
____________________________________
Ilustrasi: Element5Digital / Pexels.com