Bagi sebagian orang cokelat adalah makanan ‘terlarang’. Dihindari sekuat mungkin (walau ingin menyantapnya) karena tinggi kalori yang bisa menggemukkan badan. Tapi penelitian terbaru menyatakan Anda tidak lagi perlu ragu-ragu menyantap cokelat, khususnya cokelat hitam. Makanan ini bermanfaat meningkatkan ketajaman penglihatan.
Mengonsumsi cokelat hitam (dark chocolate) 72% ternyata meningkatkan dua hal penting indera penglihatan, yakni sensitifitas kontras dan ketajaman visual. Penemuan dari University of the Incarnate Word Rosenberg School of Optometry, Amerika Serikat ini menguatkan studi sebelumnya dimana cokelat hitam memberi manfaat kesehatan lebih baik dibanding cokelat susu.
Kandungan antioksidan (flavanol) dalam biji cokelat inilah yang ditengarai memberi manfaat sebagai agen antiinflamasi; mengurangi peradangan. Peradangan bertanggungjawab pada banyak proses kerusakan dan penuaan (aging) organ tubuh, menyebabkan beberapa masalah seperti sakit jantung, Alzheimer, bahkan kanker.
Riset sebelumnya menyatakan bahwa flavanol mampu meningkatkan aliran darah ke otak dan sistem kardiovaskular (pembuluh darah jantung). Sebagian besar studi menyatakan manfaat positif cokelat hitam dalam perbaikan fungsi jantung, otak dan meningkatkan mood. Namun, jarang penelitian yang melihat manfaatnya pada indera penglihatan.
Baca juga : Cokelat Optimalkan Fungsi Kognitif
Pada penelitian terbaru tersebut, 30 orang dengan rata-rata usia 26 tahun diberikan cokelat hitam batangan 72% 47 gram dan cokelat susu batangan 40 gram dalam sesi terpisah, selama tiga hari.
Diketahui cokelat hitam memiliki flavanol delapan kali lebih banyak dibanding coklat susu. Dua jam setelah makan cokelat partisipan menjalani beberapa tes penglihatan, seperti tes kontras dan persepsi warna, efek distraksi, kemampuan menfokuskan dan elektrodiagnosis visual.
Lebih dari 70% responden secara signifikan mendapatkan nilai yang lebih tinggi setelah makan cokelat hitam dibanding saat makan cokelat susu. Satu kategori yang tampak sangat menonjol adalah pada tes sensitifitas kontras, di mana berperan untuk membedakan antara gelap dan terang, terutama dalam situasi minim cahaya, kabut atau silau.
“Menyupir di malam hari adalah salah satu contoh aktivitas yang membutuhkan sensitifitas kontras tinggi,” papar peneliti sebagaimana dilansir dari dailymail.co.uk. Hal lain yang dominan adalah ketajaman penglihatan, diukur lewat kemampuan untuk membedakan huruf atau angka dalam jarak tertentu.
“Meskipun mekanisme khusus dalam perbaikan penglihatan membutuhkan penelitian lebih lanjut, peningkatan kemampuan retina, jalur visual, dan/atau aliran darah otak dapat berkontribusi, meningkatkan ketersediaan oksigen dan nutrisi ke organ yang membutuhkan,” ujar penulis studi dr. Jeff Rabin.
Ia menambahkan riset lebih lanjut dibutuhkan untuk mengukur mekanisme pasti bagaimana kemampuan penglihatan bisa meningkat, dan berapa lama efek tersebut bertahan setelah makan cokelat hitam. (jie)