Ada diet khusus untuk menunda cuci darah (hemodialisis), yang bisa dilakukan oleh mereka dengan gangguan ginjal. Ini bisa mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut dan memelihara kondisi ginjal selama mungkin.
Ginjal berfungsi membuang zat-zat sisa metabolisme protein seperti ureum, asam urat, kreatinin dan sulfat. Di ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai filter, untuk menyaring darah dan mengeluarkan racun, dan menyerap kembali zat-zat yang berguna bagi tubuh. Fungsi lainnya, mengatur jumlah air dan elektrolit tubuh,serta pembentukan hormon. Saat fungsi ginjal terganggu, racun menumpuk dalam tubuh sehinga terjadi keracunan (autointoxikasi-uremia/ keracunan zat asam). Banyak penyebab gagal ginjal, seperti radang ginjal kronik, diabetes, hipertensi, penyumbatan saluran kemih, infeksi saluran kemih atau ginjal polikistik (turunan). Fungsi ginjal yang rusak harus digantikan, bisa dengan hemodialisis, CAPD (cuci darah lewat perut), atau transplantasi ginjal.
“Mereka dengan gangguan ginjal, perlu membatasi asupan protein,” ujar Dr. dr. H. Bimanesh Sutarjo, Sp.PD-KGH, dari RS Polri R. Said Sukanto. Tubuh membutuhkan protein untuk pembentukan sel darah merah, sel antibodi serta memperbaiki jaringan yang rusak. Namun, sisa metabolisme protein memperberat kerja ginjal. Maka untuk penderita gangguan ginjal, solusinya yaitu melakukan diet rendah protein, dengan mengonsumsi asam keto.
Asam keto berisi ketoanalog dari asam amino. Ketoanalog sendiri merupakan asam amino yang bebas nitrogen.
Asam amino merupakan bahan baku protein. Ia dibakar dalam tubuh dan menghasilkan nitrogen dalam bentuk urea, yang harus dikeluarkan oleh ginjal. Hal ini membebani ginjal. Asam keto bisa mengikat nitrogen untuk di daur ulang dalam tubuh. Mengurangi produksi urea berarti meringankan kerja ginjal. Asam keto juga dapat memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan tubuh.
Asam keto dapat diberikan pada penderita gagal ginjal yang belum siap cuci darah. Penelitian menunjukkan, dengan diet rendah protein dan asam keto, pasien bisa bertahan tidak cuci darah sampai 353 hari (Walser and Hill, 1999). (jie)