Jerawat? Si “perusak wajah” ini muncul karena produksi dengan keluarnya minyak (sebum) tidak seimbang. Kondisi ini memicu pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes dan jika didiamkan bisa meradang. “Inilah yang disebut jerawat,” ujar dr. Sandra Widaty, Sp.KK.
Komedo, jerawat, jerawat batu
Komedo adalah sumbatan pada kelenjar minyak (sebaceous gland) tanpa disertai peradangan. Ada 2 jenis komedo: putih dan hitam.
Komedo putih adalah komedo tertutup, di mana lubang keluar bulu kulitnya sangat kecil hingga udara tidak bisa masuk. Komedo hitam adalah komedo terbuka; lubang keluar bulu kulit cukup besar hingga udara masuk dan mengoksidasi minyak hingga berwarna gelap.
Jerawat berawal dari komedo. Komedo yang tidak dibersihkan akan membesar, meradang dan menjadi papula berupa bintik-bintik kasar, bulat, padat berwarna pink. Jika radang makin parah karena infeksi kuman, papula bisa berubah menjadi pustul, ditandai adanya nanah putih di puncak jerawat.
Pustul akan menjadi jerawat besar berupa nodul/jerawat batu. “Saluran tersumbat plus infeksi, memperberat keadaan sehingga menjadi jerawat batu,” jelas dr. Sandra. Jerawat batu (cystic-acne) ukurannya cukup besar dan mudah meradang. Jerawat ini umumnya karena faktor gen.
Pemicu timbulnya jerawat
Menurut dr. Sandra, jerawat timbul karena 4 faktor. Pertama, kuman Propionibacterium acnes. Bakteri ini penghuni normal di permukaan kulit. Dalam keadaan normal, kuman ini tidak berbahaya. Ketika kulit kurang terjaga kebersihannya, kuman berulah dan menimbulkan jerawat.
Kedua, tingginya produksi kelenjar minyak di kulit. Tingginya produksi minyak, terkait dengan status hormonal terutama hormon testosteron dalam tubuh manusia. Di masa puber, jumlah hormon testosteron meningkat tajam.
Remaja pria memiliki testosteron lebih banyak dibanding remaja wanita. Inilah, mengapa remaja pria sering jerawatan lebih parah dan perlu waktu lama untuk penyembuhan. Testosteron juga mempengaruhi orang dewasa. Ketika wanita kekurangan estrogen, meningkatlah produksi testosteron.
Baca juga : Mengatasi Jerawat Punggung
Penurunan tajam estrogen dan peningkatan testosteron terjadi pada masa ovulasi dan menstruasi, kehamilan, premenopause, dan menopause. Juga pada mereka yang ikut program KB, hingga wanita lebih berjerawat.
Ketiga, ada gangguan proses penglupasan lapisan kulit luar. Jerawat timbul karena minyak yang berlebih bercampur sel kulit mati. Penggunaan kosmetik yang tidak sesuai dengan jenis kulit, berperan dalam timbulnya jerawat karena terhambatnya pengelupasan dan pengeluaran sel kulit mati.
Keempat, terjadinya reaksi radang. Ini terkait dengan kuman Propionibacterium acnes. Jika daya tahan tubuh baik, reaksi radang tidak terjadi dan jerawat tidak muncul. Saat daya tahan tubuh menurun, peradangan mudah terjadi. Selama jerawat tidak nyeri dan meradang, perawatan dengan menjaga kebersihan dan obat bebas cukup efektif. Jika dalam 6 – 8 minggu jerawat makin memburuk, sebaiknya periksa ke dokter. (puj)