Gaya hidup sedentari dan stres adalah faktor risiko tinggi untuk penyakit kardiovaskular. Menurut WHO (2011), peringkat pertama penyebab tingginya angka kematian dan kecacatan di dunia adalah penyakit kardiovaskular. Sekitar 29,6% kematian di dunia dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular. WHO memprediksikan, tahun 2030 akan terjadi 23,6 juta kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Banyak faktor risiko yang mempengaruhi perkembangan penyakit kardiovaskular. Kebanyakan berkaitan dengan gaya hidup seperti ketidakaktifan fisik, merokok, alkohol dan makanan yang tidak sehat. Penelitian Frishman (2005) menyebutkan, pengobatan klinis dapat secara efektif mencegah dan mengobati penyakit kardiovaskular. Strategi lain yang melibatkan olah fisik dan manajemen stres, juga dapat menjadi pilihan yang menguntungkan. Salah satunya adalah yoga.
Yoga merupakan olah raga populer yang dapat berperan penting, dalam mencegah penyakit kardiovaskuler primer dan sekunder. Aktivitas fisik dalam yoga dapat mencegah obesitas, penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, atherosklerosis dan dislipidemia. Sistematic review oleh Innes tahun 2005 juga menyebutkan, yoga memperbaikin faktor risiko metabolik seperti tekanan darah dan kadar lemak. Sebelas penelitian lain yang melibatkan 800 partisipan menunjukkan hasil bahwa yoga memiliki efek positif pada tekanan darah diastol, high – density lipoprotein (HDL) kolesterol, dan trigliserida darah.
Manfaat yoga berbeda, tergantung latihan masing-masing individu. Bila seseorang melakukan seluruh pose yoga secara menyeluruh dan berkelanjutan, akan meningkatkan kebugaran kardiorespiratori. Tetapi apabila yang dilakukan hanya beberapa pose, hanya akan memperbaiki kekuatan otot, fleksibilitas dan posture.
Menurut American Health Association, selain bermanfaat untuk fisik, yoga dapat mengurangi level stres yang merupakan faktor determinan dari penyakit kardiovaskular. Gerakan dan pengaturan nafas pada yoga, akan mengurangi respon stres tubuh. Yoga mengurangi reaktivitas sistem saraf simpatik, menghambat rangsangan aktivitas sistem saraf autonom dan mengembalikannya ke keadaan istirahat. Ade Saputri, Mahasiswa FK UGM)