Tidak ada kebiasaan lain yang berkaitan erat dengan kematian, selain merokok. Sebagian orang tidak peduli dengan peringat tersebut, yang lainnya beralih menghisap rokok yang lebih “sehat” : rokok elektrik (vape).
Diketahui selain menghisap nikotin dan tar, perokok tembakau juga menghirup racun logam seperti cadmium, beryllium, juga elemen logam lain seperti nikel dan kromium. Faktor-faktor inilah yang menjadi pertimbangan perokok tradisional beralih menggunakan rokok elektrik (vape); di mana berisi nikotin cair tanpa dibakar.
Penelitian awal (jangka pendek) menyatakan memakai vape bisa membantu menghentikan kebiasaan merokok. Pada awal tahun ini ada beberapa penelitian jangka panjang yang membahas efek rokok elektrik pada tubuh.
Risiko serangan jantung
Penelitian jangka panjang efek rokok elektrik menyatakan risiko serangan jantung tetap ada. Hasil studi ini dipresentasikan dalam pertemuan tahunan lembaga nirlaba yang beranggotakan 40 negara, Society for Research on Nicotine and Tobacco, 24 Februari lalu.
“Mereka yang merokok vape setiap hari berisiko 2 kali lipat mengalami serangan jantung, dibandingkan yang tidak merokok. Sebagai perbadingan, perokok tembakau berisiko 3 kali lipat,” demikian tulis peneliti yang dilansir dari businessinsider.sg.
Tapi kelompok yang paling berisiko adalah perokok ganda; menghisap tembakau dan rokok elektrik. Risiko serangan jantung melonjak hingga 5 kali lipat. “Vape secara luas dipromosikan sebagai alat bantu berhenti merokok, tapi di banyak kasus justru membuatnya lebih sulit berhenti, sehingga membuatnya melakukan keduanya,” papar Prof. Stanton Glantz, pemimpin penelitian yang juga direktur dari Center for Tobacco Control Research and Education.
Glantz meneliti data survei nasional pada 70.000 orang Amerika yang ditanya tentang pemakaian rokok elektrik dan rokok tembakau. Juga bertanya apakah mereka pernah mengalami serangan jantung.
Baca juga : Rokok Elektrik Menyimpan Logam Beracun
Setelah dipisahkan dengan faktor lain yang bisa mengaburkan hasil, seperti hipertensi, peneliti menemukan bahwa subyek yang merokok vape tiap hari, dua kali lebih mungkin mengalami serangan jantung.
Penelitian lain pada binatang menunjukkan bahwa asap rokok elektrik tetap mampu membuat pembuluh darah jantung kaku, yang adalah faktor risiko penyakit jantung dan serangan jantung.
Memicu perokok pemula
Penelitian terbesar dilakukan oleh National Academies of Sciences, Engineering and Medicine. Dinyatakan rokok elektrik memang bisa membantu perokok dewasa berhenti merokok; mengurangi efek kecanduan nikotin.
Namun di satu sisi rokok elektrik (vape) memicu perokok pemula, yang adalah remaja. David Eaton, dari University of Washington at Seattle, Amerika Serikat, menyatakan, “Pemakaian pada remaja justru membuatnya teradiksi nikotin.” (jie)