Buat orang Indonesia, belum makan kalau belum makan nasi. Tidak salah, asal jangan berlebihan. Nasi putih, terutama yang pulen, memiliki nilai indeks glikemik (IG) tinggi, sekitar 89. IG adalah ukuran, seberapa cepat suatu makanan meningkatkan kadar gula darah. “Makin tinggi nilainya, makin cepat makanan itu meningkatkan gula darah,” terang dr. Cindiawaty Josito, MARS, MS, Sp.GK dalam peluncuran H2 Health & Happiness Tepung Kelapa di Jakarta, Rabu (31/01/2018).
IG disebut rendah bila nilainya <55; sedang (56-69); dan tinggi (>70). “Makanan dengan IG rendah berarti diserap secara perlahan, sehingga gula darah tidak cepat naik,” tambah dr. Cindi. Ini sangat baik untuk menjaga kesehatan gula darah—baik untuk penyandang diabetes maupun orang normal. Juga untuk menjaga berat badan, “Karena perut terasa kenyang lebih lama. Jadi gak nyari-nyari cemilan.”
Menariknya, ternyata tepung kelapa bisa menurunkan kadar IG pada nasi putih. Ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Didah Nur Faridah, Kepala Pengembangan Layanan Analisis Pangan, Institut Pertanian Bogor. Dalam penelitiannya, nasi dicampur tepung kelapa 20% dan 25%. “Hasilnya, dengan penambahan tepung kelapa 20% IG nasi turun menjadi sedang. Lalu dengan tambahan 25% tepung kelapa, IG turun lagi jadi 49 atau rendah,” tuturnya.
Tepung kelapa mengandung serat pangan tinggi, 22%. “Tingginya serat menghambat penyerapan glukosa. Dengan demikian, glukosa lambat diserap sehingga gula darah tidak cepat naik,” jelasnya.
Selain itu, tepung kelapa juga masih mengandung sedikit lemak. Saat bertemu dengan zat pati pada nasi, lemak akan membentuk ikatan yang kompleks dengan pati. “Kompleks antara pati dan lemak disebut pati resisten tipe 5. Ini adalah bentuk pati yang tidak bisa dihidrolisis oleh enzim, karena strukturnya berubah sehingga enzim tidak mengenalinya. Jangankan diserap; dihidrolisis saja tidak bisa,” tutur Dr. Didah. Tidak semua pati akan membentuk kompleks dengan lemak; hanya sebagian, sehingga kita masih mendapatkan energi dari nasi yang kita makan. “Tapi, glukosa yang diserap akan berkurang,” imbuhnya.
Dr. Didah mengingatkan, jangan ‘terlena’ dengan IG rendah. Ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan: beban glikemik (BG). Ini adalah muatan/kandungan karbohidrat dalam makanan. Meski IG rendah tapi kita makan dua kali lipat, maka gula darah tetap akan tinggi karena asupannya banyak. “Gabungkanlah makanan IG rendah dengan porsi seimbang, jangan berlebihan,” tandasnya
Tepung Kelapa H2 Health & Happiness dibuat dengan memanfaatkan “limbah” kelapa. “Kalau kita membuat santan, kelapa diparut lalu diperas. Nah ampas kelapa inilah yang kita olah menjadi tepung kelapa,” ungkap FX Widiyatmo, Deputy Director Corporate Business Development PT Kalbe Farma Tbk. Pemerasan santan akan menghilangkan sebagian besar lemak jenuh pada kelapa. Tidak sampai di situ, ampas kelapa kemudian dikeringkan agar kandungan lemak makin turun, lalu dianalisis kandungan nutrisinya. “Kita standarisasi sehingga tiap tepung kelapa yang dihasilkan memiliki kandungan nutrisi yang sama,” tegasnya.
Cara membuat nasi dengan tepung kelapa sangat mudah. Setelah beras dicuci, campurkan tepung kelapa sebanyak 25% dari jumlah beras. Lalu, masak nasi seperti biasa. Rasanya? Agak gurih seperti nasi yang ditaburi kelapa; mirip nasi uduk tapi dengan tekstur yang lebih padat karena mengandung serat.
Uniknya lagi, tepung kelapa juga bisa digunakan untuk berbagai hidangan lain. Misalnya dikombinasi dengan tepung terigu untuk membuat kue, atau dikombinasi dengan santan saat membuat gulai. Tentu, makan dalam porsi secukupnya ya! (nid)