Perlemakan hati (fatty liver) adalah penyakit yang membutuhkan waktu tahunan untuk berkembang. Pada kondisi berat, berisiko menyebabkan peradangan hati, sehingga penderita terpaksa harus melakukan transplantasi.
Menurut Kristin Kirkpatrick, MS, RD, ahli nutrisi dari Cleveland Clinic Wellness Institute, Amerika Serikat, ada tiga cara untuk mencegahnya.
Baca juga : Waspadai Perlemakan Hati
1. Perhatikan pinggang dan berat Anda
Beberapa penelitian menunjukkan, walaupun indeks massa tubuh (IMT) di bawah 30, tapi ukuran pinggang lah yang lebih baik menentukan besar kecilnya risiko mengalami perlemakan hati.
Wanita dengan lingkar pinggang > 35 inch (88,9 cm), dan > 40 inch (>101,6 cm) pada pria adalah golongan risiko tinggi mengalami sindrom metabolik (hiperkolesterol, hipertensi, diabetes, dll). Obesitas bisa merubah gen dan menyebabkan peradangan yang menyebabkan resistensi insulin. Studi menunjukkan gen PNPLA3 cederung lebih gampang terpicu (mengalami peradangan hati) pada mereka yang obesitas.
2. Sindroma metabolik
Ada hubungan yang kuat antara diabetes melitus tipe 2 (akibat gaya hidup), triglesirida tinggi, kolesterol baik yang rendah, dan darah tinggi, dengan perkembangan / perburukan status perlemakan hati.
Untuk memangkas faktor risiko seperti berat badan berlebih, diabetes dan sindroma metabolik, “Anda sebaiknya fokus pada satu hal kecil. Lebih baik secara kontinyu berusaha menurunkan berat badan,” terang Kristin.
“Salah satu cara terbaik adalah menerapkan diet rendah karbohidrat. Perbanyak konsumsi protein saat sarapan, membantu mengontrol rasa ingin ngemil sepanjang hari.”
3. Menjaga kesehatan usus
Dalam sebuah penelitian ditemukan terlalu banyak bakteri jahat di usus juga meningkatkan risiko perlemakan hati nonalkohol (nonalcoholic fatty lifer disease/ NAFLD).
Diet tinggi probiotik (bakteri baik) dan prebiotik (makanan untuk probiotik), seperti makanan dari gandum, yogurt, buah /sayur, dan memperbanyak makanan fermentasi (tempe, miso, kombucha, dll) akan membantu memperbanyak jumlah bakteri baik di usus.
Kurus bukan jaminan
Para ahli mempercayai bahwa kombinasi faktor genetik dan distribusi lemak bisa membuat orang kurus tetap berisiko mengalami perlemakan hati nonalkohol (NAFLD).
Walaupun orang kurus dengan kasus perlemakan hati tergolong jarang, riset oleh Anna Christina Dela Cruz, dari University of Kentucky in Lexington, Amerika Serikat, melaporkan mereka lebih berisiko meninggal karena NAFLD, dibanding yang kelompok obes.
“Jika Anda tergolong kurus, jangan jadikan alasan untuk tidak berolahraga dan menerapkan diet yang baik,” papar Kristin sebagaimana dilansir dari today.com.