Secara medis, penyakit alzheimer terjadi akibat kehilangan sel saraf otak di area yang berkaitan dengan fungsi daya ingat, kemampuan berpikir serta kemampuan mental lainnya.
Keadaan diperburuk oleh menurunnya zat neurotransmiter, yang berfungsi menghantarkan sinyal dari satu sel saraf ke sel saraf yang lain. Kondisi ini mengakibatkan gangguan proses berpikir dan mengingat.
Genetik dan Usia
Alzheimer dapat disebabkan karena faktor genetik (keturunan) dan faktor non genetik. Beberapa peniliti mengungkapkan, orang dari keturunan garis pertama pada keluarga alzheimer berisiko 6 kali lipat menderita alzheimer.
Mereka yang terkena alzheimer karena faktor genetik, dapat mengidap alzheimer di bawah usia 65 tahun atau usia lebih muda. Sedangkan pada yang terkena alzheimer akibat faktor non genetik, terutama yang paling banyak berpengaruh adalah faktor usia, yakni makin tua usia (khususnya di atas 65 tahun) makin rentan mengidap alzheimer.
“Kasus penderita alzheimer di bawah usia 65 tahun karena faktor genetik, sangat jarang ditemukan,” jelas dr. Samino, Sp.S (K).
Kemungkinan menderita alzheimer meningkat 2 kali lipat tiap lima tahun setelah umur 65 tahun. Di usia 85 tahun, risiko meningkat 50%. “Tapi, tidak semua lansia rentan mengalami alzheimer. Banyak faktor yang mempengaruhi, selain faktor usia,” ujar dr. Samino.
Infeksi dan cedera kepala
Virus dapat menyebabkan infeksi pada susunan saraf pusat, yang bersifat lambat dan kronik (menahun). Beberapa penyakit infeksi, seperti penyakit Creutzfeldt-Jacob dan kuru, diduga berhubungan dengan alzheimer.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan alzheimer dengan cedera kepala. Hal ini dibuktikan oleh petinju yang menderita demensia; saat diotopsi ditemukan banyak plak amiloid dan serabut saraf yang berbelit belit.
Baca juga: Alzheimer, Penyakit Lupa Yang Berbahaya
Jantung dan pembuluh darah
Kerusakan atau gangguan pada jantung dan pembuluh darah, meningkatkan risiko terjadinya Alzheimer. Kata dr. Samino, “Kerusakan atau gangguan pada jantung dan pembuluh darah, otomatis mempengaruhi aliran darah ke dan dari otak.“
Jika kondisi ini terus berlanjut, pembuluh darah di otak akan mengalami kerusakan, yang berujung pada kerusakan bahkan kematian sel saraf otak, karena tidak terpenuhinya nutrisi yang dialirkan darah untuk metabolisme.
Kondisi Lingkungan
Peneliti Ekmann menyatakan, lingkungan dapat berperan dalam terjadinya alzheimer. Faktor lingkungan antara lain alumunium, silikon, raksa, dan zink.
Pada kadar tertentu, zat-zat tersebut dapat menyebabkan degenerasi sel-sel saraf otak, menyebabkan kerusakan metabolisme energi di tingkat sel, yang berujung pada kerusakan dan kematian sel syaraf otak.
Imunitas tubuh
Kekebalan tubuh terkait dengan terjadinya alzheimer. Hal ini dibuktikan studi Behan dan Felman yang melaporkan, pada 60% penderita alzheimer didapati kelainan serum protein seperti penurunan albumin dan zat antibodi lainnya, serta peningkatan zat inflamasi (radang). (puj)
Bersambung ke: Pengobatan Alzheimer