“Dengan perubahan iklim, suhu makin tinggi (panas), membuat nyamuk makin doyan kawin,” terang Dr. dr. Nainggolan. Akibatnya, nyamuk makin sering bertelur, jumlah telur makin banyak, sehingga makin banyak orang yang bisa tertular.
Selain itu, iklim yang menghangat membuat telur nyamuk lebih cepat menetas. Ini menjadikan tubuh nyamuk lebih kecil, sehingga bisa terbang lebih jauh. Dampaknya, jangkauan penyebaran penyakit jadi lebih luas.
Perubahan iklim juga membuat wilayah yang panas bertambah luas. Daerah yang tadinya dingin, kini menjadi lebih hangat sehingga nyamuk bisa bertahan. Belum lama ini ada laporan kasus dengue domestik di Sisilia, Italia. “Padahal tadinya Eropa steril, tidak ada DBD,” ungkapnya. Dulu, kasus DBD di Eropa dan Amerika utara bersifat impor. Maksudnya, ada orang bepergian ke daerah endemis DBD lalu pulang ke negaranya dengan jatuh sakit. Dengan iklim yan makin hangat, nyamuk bisa bertahan di Sisilia hingga menyebabkan dengue domestik.
Nyamuk termasuk hewan yang paling cepat beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Terkait dengan penggunaan insektisida, serangga ini tidak lagi mempan dengan obat seperti organofosfat, kalbamat dan DTT. “Karena nyamuk sering terpapar dengan bahan-bahan ini, ia beradaptasi menjadi resisten,” ujar Dr. dr. Leo.
Perubahan demografi seperti urbanisasi dan mobilisasi tinggi juga turut berperan. Urbanisasi yang tidak terkontrol mengakibatkan banyaknya sarang nyamuk, apalagi dengan fasilitas air, drainase dan tingkat kebersihan yang buruk. Adapun mobilisasi tinggi memudahkan penyakit berpindah wilayah. Misalnya seseorang yang tinggal di Bekasi dan memiliki virus dengue di tubuhnya, bekerja di Jakarta. Di lingkungan kerja, ia digigit nyamuk yang kemudian menggigit orang lain. Terjadilah mata rantai penularan lintas wilayah.
Obat anti nyamuk
Nyamuk sekarang telah resisten (tidak mempan) dengan insektisida seperti DTT, organofosfat, karbamat, dan piretroid. Utamanya Aedes aegypti vektor tular demam berdara dengue (DBD), yang sering terpapar fogging. “Makanya tidak aneh kalau jumlah kasus gigitan nyamuk naik dari tahun ke tahun,” Dr. dr. Leo.
Selain menimbulkan resistensi, zat-zat kimia tersebut juga kurang ramah untuk manusia. Penggunaan organofosfat atau karbamat dalam jangka panjang bisa menyebabkan sakit kepala kronik atau kelelahan kronik. Meski bentuknya “modern” (elektrik), tidak 100% aman bila mengandung organofosfat ataupun karbamat. “Dalam bentuk elektrik, cairan yang mengandung zat ini dipanaskan, sehingga menguap,” terangnya. Uap inilah yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan bila terhirup terus menerus.
Obat anti nyamuk yang dijual sekarang masuk kategori U dalam ketentuan WHO. U berarti unlikely to make any hazard atau tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Kelas 1 dan 2 yang mematikan nyamuk, kini sudah banyak yang dilarang.
Dr. dr. Leo menambahkan, obat yang dipakai sekarang tidak lagi bertujuan untuk membunuh nyamuk, melainkan memingsankan nyamuk. Begitu disemprotkan, 15 menit kemudian nyamuk pingsan selama 24 jam. “Asumsinya, selama 24 jam nyamuk tidak bisa makan dan minum sehingga mati sendiri. Konsentrasi bahan yang digunakan sekarang lebih ramah lingkungan dan lebih aman untuk manusia,” tuturnya. Tidak ada salahnya menyapu lantai 15 menit setelah menyemprot obat anti nyamuk, sehingga nyamuk-nyamuk yang pingsan dipastikan tidak terbangun di dalam kamar.
Ia juga menganjurkan untuk menanam tanaman penolak nyamuk. Misalnya bunga lavender, sereh, kemangi, bunga krisan, marigold, mint dan cengkeh. Tanaman ini bisa ditanam di kebun/pekarangan, maupun di pot-pot kecil dan diletakkan di dalam rumah. Asal jangan lupa, pastikan selalu tatakan pot tidak tergenang air. Bonusnya, rumah menjadi harum dengan berbagai tanaman aromatik ini.
Di pasaran, kini mudah dijumpai stiker anti nyamuk yang bisa ditempel di dinding atau pakaian. Misalnya yang berbentuk bulat berwarna kuning dan mengeluarkan aroma sereh. Sebenarnya cukup praktis untuk ditempelkan ke baju bila bepergian ke daerah endemis malaria. Sayangnya, hingga kini belum ada penelitian mengenai manfaat dan keamanan stiker anti nyamuk. Yang perlu diperhatikan, kandungan zatnya. Bila mengandung zat-zat seperti yang telah disebutkan, tentu perlu dipertimbangkan antara manfaat dan risikonya. Apalagi bila digunakan untuk bayi dan anak kecil.
Yang pasti, jalankan selalu PHBS (pola hidup bersih sehat). Yang terkait dengan nyamuk, tentunya menjaga kebersihan lingkungan; jangan sampai ada sampah dan puing yang bisa menjadi tempat tergenangnya air bersih. Sebisa mungkin, minimalkan kulit yang terpapar untuk digigit nyamuk. Oleskan losion anti nyamuk (repellent) pada kulit yang terbuka. “Semua ini lebih bagus dibandingkan fogging,” pungkas Dr. dr. Leo. (nid)